Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Washington DC. Rencana anggaran baru telah diloloskan Kongres Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri penutupan pemerintahan. Hanya dibutuhkan tanda tangan Presiden Donald Trump agar rencana anggaran itu bisa diberlakukan dan pemerintah AS beroperasi lagi.
Seperti dilansir CNN, Selasa (23/1), rancangan undang-undang soal rencana anggaran yang baru ini hanya mengatur anggaran pemerintah federal AS untuk tiga minggu ke depan. Rancangan undang-undang ini menjadi solusi sementara agar pemerintah AS bisa beroperasi kembali secepatnya.
House of Representatives (HOR) atau DPR AS meloloskan rencana anggaran itu dalam voting pada Senin (22/1) waktu setempat. Total 266 suara HOR menyetujui rencana anggaran itu, melawan 159 suara yang tidak setuju.
Pada Senin (22/1) siang waktu AS, Senat AS juga meloloskan rencana anggaran itu dalam voting dengan hasil 81 suara setuju melawan 18 suara tidak setuju. Dibutuhkan mayoritas 60 suara untuk meloloskan rencana anggaran di level Senat AS.
Selanjutnya, rencana anggaran ini diserahkan ke Gedung Putih untuk ditandatangani Trump.
Tidak disebutkan lebih lanjut soal rencana anggaran yang baru disepakati ini. Namun Ketua Minoritas Senat Chuck Schumer dari Demokrat dan Ketua Mayoritas Senat Mitch McConnell menyatakan mereka memiliki 'pengaturan' khusus terkait rencana anggaran yang baru ini.
Empat sumber Demokrat di Kongres AS menyebut kesepakatan baru ini tercapai setelah ada pertemuan bipartisan antara Demokrat dan Republikan.
Rencana anggaran pengganti atau 'stopgap spending-bill' yang gagal disepakati pada Jumat (19/1) malam mengatur anggaran pemerintah federal hingga 16 Februari mendatang. Ketidaksepakatan terjadi terkait isu imigrasi.
Dengan kubu Demokrat menuntut agar rencana anggaran itu mencakup anggaran perlindungan ratusan ribu imigran ilegal yang terancam dideportasi di bawah pemerintahan Trump. Kubu Republikan menolak mentah-mentah tuntutan itu.
Dampak dari penolakan itu, rencana anggaran pengganti gagal disepakati dan pemerintah federal AS tidak bisa beroperasi. Sejak Sabtu (20/1) dini hari, pemerintah federal AS resmi shutdown atau tutup karena tidak adanya anggaran untuk beroperasi. Ratusan ribu pegawai federal dipaksa cuti atau dirumahkan sementara saat shutdown terjadi.(dtc)