Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Imbas dari kenaikan bertubi-tubi membuat valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah kemahalan. Dengan posisi IHSG saat ini di posisi 6.500 Price Earnings Ratio (PER) sudah mencapai 24 kali.
Meski dinilai mulai berisiko, namun masih ada celah untuk mendulang return dari tingginya IHSG. Asalkan dengan strategi yang tepat.
"Tentu risiko ada, tapi risiko itu selalu berbanding dengan kesempatan. Kalau ada kesempatan kenapa tidak. Risiko ya memang PER agak tinggi, tapi ekspektasi emiten tahun ini kan juga cukup tinggi," kata Analis First Asia Capital, David Sutyanto, Selasa (23/1).
Di momen seperti saat ini, David menyarankan agar menerapkan strategi investasi jangka pendek dengan menyasar saham-saham di lapis kedua.
"Saya pribadi menyarankan masuk ke second liner, jangka pendek. Kalau posisi jangka panjang dengan risiko seperti saat ini risikonya cukup besar. Kalau kita masuk saat IHSG sudah 6.500 ke saham blue chip pula nanti turun bagaimana. Saat ini lapis kedua sedang menarik-menariknya, banyak yang menguat cukup tinggi," terangnya.
David meyakini IHSG masih memiliki ruang untuk kembali menguat, asalkan selam sentimen masih positif dan investor asing masih melakukan pembelian. BEI mencatat dari awal tahun net buy asing sudah mencapai Rp 3,34 triliun
Meski begitu, jika nanti IHSG terkoreksi lantaran valuasinya yang sudah terlalu tinggi, David memprediksi penurunannya hanya sampai 10%. "Jadi tergantung isu yang menyebabkan IHSG turun, apakah kemahalan, kalau kemahalan turun 10% juga sudah murah," tandasnya.(dtf)