Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Para mahasiswa pertanian diharapkan dapat berperan aktif mendukung program pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
"Saat ini, tenaga kerja di bidang pertanian yang tersisa tinggal yang tua-tua, sementara orang-orang mudanya sudah merantau atau mencari pekerjaan di luar pertanian," kata Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Percut Sei Tuan Kabupaten Deliserdang, Piter Lumbanbatu, Senin sore (22/1/2018).
Hal itu dikatakannya saat puluhan mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) berkunjung ke bendungan Bandar Sidoras di Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang.
Kunjungan itu untuk melihat sistem pengairan pada tanaman padi serta teknologi budidaya penanaman padi serta penangkaran benih padi.
Sebelumnya, para mahasiswa tersebut telah mendapat bimbingan dan tahan tentang sektor pertanian baik tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Kualanamu di Desa Telaga Sari Gang Pendidikan, Kecamatan Tanjungmorawa, Deliserdang.
Para petani kata dia, perlu pendampingan dalam membuat atau membentuk kelembagaan petani. Karena dengan kelembagaan itu, petani memperoleh banyak informasi tentang pertanian.
"Disinilah peran adik-adik mahasiswa pertanian dibutuhkan. Adik-adik harus berperan aktif di tengah-tengah para petani," kata Piter.
Piter yang juga petani penangkar benih tanaman padi lebih jauh menjelaskan, ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan dalam pertanian. Di antaranya adalah air yang harus tetap tersedia disaat tanaman butuh air. Kemudian, pupuk dan penggunaan benih unggul.
Tidak semua daerah, benih padi yang digunakan sama. Masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda. Karena itu, pemilihan benih padi harus disesuaikan dengan daerahnya.
"Nggak mungkin, benih yang kami gunakan sama dengan benih yang digunakan petani di dataran tinggi atau di daerah pegunungan. Karena kami berada di daerah pesisir, jadi benihnya juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan kami," terang Piter didampingi petani lainnya, Lusben Simanjuntak.
Dalam kunjungan itu, para mahasiswa pertanian Universitas Muhammadiyah Tapsel juga diajari tentang pengendalian hama penyakit tanaman yang banyak menyerang tanaman padi, seperti hama wereng dan blast.