Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung tidak bisa menutupi kekesalannya terhadap adanya dugaan permainan oleh oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) terkait penerimaan siswa baru TA 2017-2018.
Selain mendukung penuh pihak kepolisian menindaklanjuti dugaan-dugaan adanya tindak pidana dalam penerimaan siswa SMAN 2 Medan dan SMAN 13 Medan, Wagubsu menegaskan agar ASN tersebut dipecat jika terbukti melangar pidana.
"kalau memang terbukti pecat saja. Untuk ASN yang membuat malu dunia pendidikan kita. Saya akan gunakan kewenangan saya siapapun orangnya. Baik tadi disebut Ibu Hamida, Bapak Binta atau siapapun kalau terbukti tidak hanya kita copot tapi kita pecat," tegas Wagubsu saat memimpin rapat membahas persoalan penerimaan siswa baru di SMAN 2 Medan dan SMAN 13 Medan bersama Ketua Komnas PA Aris Merdeka Sirait, perwakilan Poldasu, orangtua siswa dan para siswa di Gedung Binagraha Sumut Jalan P Diponegoro Medan Selasa (23/1/2018).
Lebih lanjut dikatakan Wagubsu, dalam penerima siswa baru dengan menggunakan sistem PPDB Online merupakan gebrakan agar dunia pendidikan di Sumut menjadi lebih baik lagi. Hanya saja tidak bisa dipungkiri sebagai sistem yang baru diterapkan dalam perjalannya masih memiliki kekurangan. Termasuk juga dugaan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh oknum ASN maupun penyelenggara PPDB Online.
"Makanya masukan-masukan yang ada, termasuk juga bukti-bukti yang tadi disampaikan semuanya nanti diberikan kepada Pak Romi dari Poldasu ini. Jangan bukti-bukti itu disimpan sendiri sehingga pihak Kepolisian bisa memudahkan untuk memastikan apa memang ada unsur pidananya. Termasuk juga para operator maupun para orangtua juga harus diperiksa dan kalau ada buktinya serahkan saja ke Bapak Polisi. Kita mau dunia pendidikan kita baik. Jadi tidak ada yang harus ditutup-tutupi," tegas Nurhajizah.
Sementara itu para orangtua siswa dan para siswa terlihat kurang puas dengan hasil keputusan rapat. Tidak hanya menangis, para siswa juga berteriak agar nasib mereka diperjuangan. Bahkan sebahagian dari mereka bersusah payah mengejar Wagubsu hingga ke Mobilnya untuk menyampaikan aspirasi mereka.
"Ibu tolong kami bu. Tolong kami bu. Kami mau sekolah bu," teriak para siswa sambil menangis.