Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Konflik penerimaan siswa baru (PSB) tahun ajaran (TA) 2017-2018 di SMAN 2 Medan dan SMAN 13 Medan terus bergulir. Sejumlah pejabat aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumut sempat disebut-sebut ikut bermain dalam penerimaan siswa baru pada tahun ajaran 2017-2018 lalu. Termasuk juga Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Dinas Pendidikan Sumut Hamida Pasaribu yang disebut-sebut bertanggungjawab atas siswa yang diduga sisipan di SMAN 13 Medan.
"Saya hanya ingin sampaikan bahwa siswa sisipan atas nama MAT (M Azmi Tanjung) di SMAN 13 Medan. Sebagai operator dan panitia PPDB Online saya tahu persis bahwa siswa yang diterima 288 siswa tapi kenyataan bisa menjada 289. Saya sempat protes nama MAT bisa terdaftar. Alasan yang diberikan kepada saya katanya lewat jalur berprestasi padahal yang saya tahu dia bukanlah anak guru. Dan surat persetujuan dari Dinas Pendidikan dalam hal ini Ibu Hamidah adalah tulisan manual. Saya siap memberikan bukti-buktinya," tegas Ahmad Fauzi yang mengaku telah diberhentikan sebagai operator dan panitia PPDB Online kala itu.
Tidak hanya Hamida Pasaribu, sejumlah nama sempat disebut-sebut oleh para orangtua siswa melakukan kecurangan saat penerimaan siswa baru seperti Kepala UPTD Pendidikan Medan Selatan Dinas Pendidikan Provsu, Ramadhan Zuhri Bintang.
Sementara itu Kabid Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Dinas Pendidikan Sumut Hamida Pasaribu membantah tuduhan dirinya bertangungjawab terhadap dugaan siswa sisipan di SMAN 13 Medan. Bahkan Hamida mengaku dirinya sudah menyampaikan semua bukti kepada pihak kepolisian.
"Tidak benar itu. Siswa yang dikatakan itu benar adalah jalur prestasi. Dia itu anak guru. Ada berkasnya sama saya. Termasuk juga soal rekomendasi saya itu tidak benar tulisan tangan. Dan itu sudah saya sampaikan kepada pihak kepolisian,"ujar Hamida yang tergesa-gesa keluar dari Gedung Binagraha menghindari amukan para orangtua siswa.