Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejumlah warga Desa Bangun Tobing, Kecamatan STM Hilir, Deliserdang meminta pemkab segera memperbaiki secara total jalan utama desa mereka. Selama ini masyarakat hidup terisolir akibat jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Hal itu diakui oleh salah seorang warga, Cuncun Saragih kepada Medanbisnisdaily.com, Rabu (24/1/2018).
Dikatakannya jalur masuk dan keluar dari desa ini ada dua. Namun yang dari Tanjung Morawa sejak dulu tidak bisa dilalui, terutama kendaraan roda empat. Karenanya masyarakat yang mengangkut hasil kebun mereka harus berkeliling sehingga menambah biaya pengeluaran.
Ditambahkannya warga Desa Bangun Tobing, selama ini hidup susah dan terisolir karena akses jalan yang parah. Padahal secara geografis, Desa Bangun Tobing masih terbilang dekat dari Lubuk Pakam, ibukota kabupaten Deli Serdang.
“Seandainya jalan ini mulus dari Pakam maupun dari Tanjung Morawa jarak tempuh dengan sepeda motor hanya 30 menit. Tapi karena jalannya rusak parah, bisa memakan waktu 1,5 jam,” katanya.
Lanjut Cuncun, perbaikan jalan desa sangat penting mengingat Bangun Tobing termasuk kaya akan hasil kebun dan ladang. Sejak dulu masyarakat hidup dari berkebun dan bertani. Berbagai jenis komoditi dihasilkan dari sini. Antara lain, karet, kelapa sawit, jagung dan buah-buahaan. Sedangkan transportasi umum seperti bus tidak masuk ke desa ini.
“Selama ini masalah jalan menjadi kendala. Truk-truk yang bisa masuk hanya berukuran mini, hal itu membuat biaya transportasi membengkak. Kadang tidak seimbang, karena biaya transportasinya lebih besar dari hasil penjualan,” tambahnya.
Hal sama juga disampaikan warga lainnya, Ugen (38). Menurutnya Desa Bangun Tobing dulunya adalah jalan alternatif yang menghubungkan Galang, Pakam dan Tanjung Morawa. Desa ini menyuplai hasil kebun dan ladang ke beberapa daerah di sekitarnya. Sebelum masyarakat bersawit, awalnya warga menanam karet. Setiap hari bisa ratusan ton sawit yang keluar dari desa ini, tambahnya.
“Ada yang memang sudah diperbaiki tapi belum memadai. Karenanya kami sangat berharap pemerintah memperbaiki secara total jalan desa ini supaya arus masuk hasil kebun bisa lancar. Kasihan anak-anak yang sekolah yang sekolah di Tanjung Morawa. Sebenarnya mereka bisa pulang-pergi, tapi karena kendaraan umum tidak ada, mereka harus ngekos,” katanya.
Selain itu, Ugen juga berharap desa mereka dapat terkoneksi dengan jaringan internet. Sampai sekarang desa kami belum konek internet. Padahal kebutuhan akan internet dewasa ini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, ujarnya.