Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengingatkan negara-negara di Eropa tentang nasib 15 juta petani sawit dan keluarga mereka bila resolusi antisawit yang dicetuskan Uni Eropa diterapkan para anggotanya. Padahal saat ini Pemerintah Indonesia sedang bekerja keras mengurangi jumlah orang miskin secara nasional.
Biro Humas dan Hukum Kementerian Koordinator Maritim dalam pernyataan resmi yang diterima medanbisnisdaily.com, Kamis (25/1/2018) menyebutkan, sikap kritis ini disampaikan Luhut saat menerima kunjungan Ratu Maxima dari Belanda di Davos, Swiss, Rabu (24/01/2018).
Luhut berada di Davos, Swiss, untuk menjadi pembicara dalam workshop bertajuk "From Pipedream to Pipeline". Workshop ini menjadi bagian dari rangkaian acara World Economic Forum.
Awalnya Luhut berkata ke Ratu Maxima kalau prioritas pembangunan Indonesia adalah ke daerah-daerah terpencil. Ratu Maxima adalah Penasehat Khusus Sekjen PBB untuk Urusan Inklusi Keuangan atau UNSGSA (United Nations Secretary-General’s Special Advocate for Inclusive Finance for Development).
Ratu Maxima menjelaskan, sebagai utusan PBB sejak tahun 2009, ia bertugas mempromosikan pentingnya inklusi keuangan secara global. Misinya adalah agar inklusi keuangan mampu mempercepat pencapaian sejumlah prioritas nasional seperti yang tercakup dalam SDG’s, seperti pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, persamaan gender, dan pertumbuhan yang seimbang, dan lain-lain.
“Tujuan yang tercantum dalam SDGs memiliki relasi satu sama lain. Misalnya, kalau mengupayakan pengembangan pendidikan, maka di sisi lain juga sekaligus dapat mengatasi permasalahan kemiskinan,” ujar Ratu.
Luhut mengatakan, memperkecil angka kemiskinan juga sedang dilakukan pemerintah saat ini dengan memprioritaskan dana pemerintah pembangunan untuk pembangunan daerah terpencil.
Menurutnya, pemerintah saat ini dipicu untuk lebih kreatif mencari pembiayaan untuk pembangunan di kota-kota besar.
“Kami mencari alternatif pembiayaan dengan melibatkan swasta, tentunya juga dengan menpertimbangkan aspek lingkungan hidup dan inovasi teknologi,” jelasnya.
Ratu yang akan kembali berkunjung ke Indonesia bulan depan, mengatakan, pada misinya kali ini akan menekankan pentingnya keterlibatan sektor swasta dalam hal ini.
“Distribusi ekonomi, menyejahterakan ibu dan mencerdaskan anak, mendorong keterlibatan sektor swasta. Hal-hal ini yang ingin saya tekankan pada kunjungan saya nanti. Setelah itu kita bisa sampaikan, pentingnya menabung, bagi mereka. Lalu saya juga akan mendorong pemberian kredit untuk usaha kecil menengah dan sektor pertanian,” ujarnya.
Sehubungan dengan sektor pertanian ini, Menko Luhut menjelaskan ada sekitar 15 juta orang (petani dan keluarganya) yang hidupnya akan terpengaruh oleh larangan Uni Eropa akan ekspor sawit Indonesia.
Ratu Maxima mengaku prihatin dengan kondisi yang bakal menimpa 15 juta petani sawit bila resolusi antisawit Uni Eropa diterapkan secara meluas. Ia mengatakan akan membantu pemerintah Indonesia.dan para petani sawit agar kebijakan antisawit tidak meluasmeluas.