Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga saham PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) di pasar bursa tanah air melonjak signifikan setelah go public pada Juli tahun lalu. Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Medan, Pintor Nasution, mengungkapkan, perusahaan produsen sarung tangan tersebut secara resmi melantai di bursa pada 12 Juli 2017.
"Jika dilihat dari pergerakan harga, memang sangat bagus," katanya, di Medan, Senin (29/1/2018).
Adapun harga saham perdana pada proses IPO Juli 2017 hanya sebesar Rp 250/lembar. Pada sesi perdagangan Jumat, akhir pekan kemarin, harga sajam satu-satunya emiten pencetak sarung tangan di Indonesia bertengger di level Rp 1.710/lembar. Angka ini menanjak sekitar 600% dari harga perdana.
Menurut Pintor, kenaikan harga saham perseroan yang berlokasi di Kawasan Industri Medan (KIM) Star itu sangat wajar, karena tak memiliki pesaing di Indonesia. Sejauh ini, perusahaan pencetak sarung tangan yang melantai di bursa hanya MARK.
Apalagi, emiten ini selalu masuk dalam tiga besar produsen sarung tangan dunia. "Tak heran jika sahamnya terus diburu investor," katanya.
Menurut analisis yang diperolehnya, ke depan harga saham MARK masih akan terus menanjak, mengingat kinerja perseroan selalu positif. Pemberitaan mengenai emiten ini juga selalu positif.
Direktur PT Mark Dinamick Indonesia Tbk, Ridwan, mengatakan, salah emiten produsen hand former terbesar di dunia ini telah berhasil memenuhi kapasitas order sebesar 90%. "Dengan target produksi tahun ini sebanyak 6,5 juta pcs hand farmer, MARK telah menerima konfirmasi order dari pelanggan pelanggan perseroan sebesar 5,8 juta pcs," jelasnya.
Untuk memenuhi peningkatan permintaan pelanggan, MARK meningkatkan kapasitas produksi hingga 30% dibandingkan dengan tahun 2017.
Sementara untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi, perseroan terus melaksanakan pembenahan terhadap semua aspek manajemen dan operasional untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas setiap karyawan. "Hal ini dapat berpengaruh terhadap peningkatan cost saving perusahaan sehingga laba perusahaan juga akan meningkat," pungkasnya.