Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Bank Indonesia (BI) sedang melakukan kajian terkait teknologi rantai blok atau blockchain, distributed ledger serta mata uang digital.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Onny Widjanarko menjelaskan, kajian ini dilakukan oleh BI seperti halnya bank sentral negara lain mengkaji implikasi hal-hal baru terkait blockchain terhadap stabilitas di Indonesia.
"Kajiannya akan kami lihat dampaknya ke sistem keuangan, sistem pembayaran serta keamanan dan perlindungan konsumen," kata Onny saat dihubungi, Selasa (30/1).
Onny menjelaskan, saat ini baru kajian awal terkait teknologi rantai blok tersebut. Saat ini belum ada rencana uji coba atau menerapkan. BI juga bukan akan membuat mata uang digital sendiri yang bisa menyaingi Bitcoin.
"Kajian awal masih dilakukan, nanti kalau kajiannya sudah selesai baru bisa dijelaskan. Yang jelas belum ada rencana uji coba atau mau menerapkan. Kajian harus dalam, matang dan cermat dulu," ujar Onny.
Mengutip blockchain.co.id, blockchain adalah solusi teknologi yang merevolusi cara kerja internet, perbankan dan aplikasi menjadi tanpa server. Transaksi menggunakan blockchain ini bersifat peer to peer artinya data yang berupa pesan, uang atau informasi penting bisa dipindahkandari satu pengguna ke pengguna lain tanpa bantuan pihak ketiga untuk memrosesnya.
Pengiriman data melalui rantai blok ini terjadi secara instan dan efisien. Seluruh transaksi dan penyimpanan data terjamin keamanannya karena tereplikasi di seluruh jaringan. Jadi ketika ada peretas yang ingin mengubah satu data, maka peretas harus mengubah data yang sama di semua komputer pengguna di saat yang sama. (dtf)