Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. GoPro sedang berupaya untuk menyelamatkan unit bisnisnya. Perusahaan tersebut kini di ambang kebangkrutan akibat krisis saham yang terus mengalami penurunan.
Mengutip halaman Forbes, Selasa (30/1), dalam kurun waktu 12 bulan GoPro telah kehilangan seperlima nilai perusahaannya.
Demi melakukan efisiensi, perusahaan tersebut telah beberapa kali memecat karyawannya. Di awal Januari 2018, GoPro diketahui sedang memproses pemecatan 200 hingga 300 orang karyawannya.
Kemudian pada akhir 2016, sebagaimana dilaporkan Tech Crunch, GoPro juga memecat 100 karyawan di divisi entertainment, dan 270 orang pada 2017.
Imbasnya tak hanya dirasakan oleh karyawan. Pasalnya sang CEO GoPro, Nick Woodman, juga ikut terkena getahnya. Orang nomor satu di perusahaan itu bahkan digaji kecil.
Forbes mengungkap bahwa Woodman mengaku mendapatkan gaji sebesar US$ 1 atau Rp 13.500 (kurs Rp 13.500/US$) di tahun 2018. Padahal sebelumnya ia dikenal sebagai pejabat eksekutif dengan bayaran gaji tertinggi di Amerika Serikat.
Selain melakukan upaya efisiensi perusahaan, GoPro juga membuka diri untuk djual kepada perusahaan lain. Untuk memuluskan jalannya, perusahaan tersebut meminta bantuan kepada JPMorgan, demikian dikutip dari Fortune. (dtf)