Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sebagai dampak dari gerhana bulan, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Abdul Aziz menyampaikan, agar masyarakat dapat mewaspadai terjadinya fenomena pasang maksimum yang akan berlangsung sejak Selasa (30/1/2018) hingga Kamis (1/2/2018).
Hal itu, sebut dia, khususnya berlangsung di pesisir perairan Belawan, Kuala Tanjung, Pangkalan Susu, Muara Sungai Asahan, Bagan siapi-api, Dumai dan Sungai Pakning.
"Untuk itu diimbau agar masyarakat dapat selalu waspada dan siaga guna mengantisipasi dampak dari pasang air laut maksimum tersebut. Serta memperhatikan update informasi cuaca Maritim yang dikeluarkan oleh BMKG," ungkapnya kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (31/1/3018).
Aziz memaparkan, untuk Belawan fenomena pasang maksismum terjadi pada pukul 00.00-02.00 WIB, Kuala Tanjung 01.00-04.00 WIB, Pangkalan Susu 23.00-02.00 WIB, Muara Sungai Asahan 03.00-04.00 WIB, Bagan Siapi-api 00.00-02.00 WIB, Dumai 05.00-07.00 WIB, dan Sungai Pakning 08.00-10.00 WIB.
"Hal ini tentunya dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktifitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di Pelabuhan," jelasnya.
Sedangkan terkait kondisi cuaca jelang gerhana bulan itu, Aziz menyebutkan Kota Medan diprediksi akan terjadi hujan ringan. Selain itu ia menuturkan jika langit juga diprediksi akan tertutup awan mencapai 87%.
"Terkait pasang ini, kita juga sudah mendesiminasikannya ke stakeholder terkait," pungkasnya.
Kepala BBMKG Wilayah I, Edison Kurniawan, mengatakan, pada 31 Januari 2018 akan terjadi fenomena Super Blue Blood Moon atau Supermoon yang juga bertepatan dangan Gerhana Bulan Total. Kejadian ini dimana posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus yang dapat diamati di sebagian besar wilayah Indonesia.
"Gerhana yang terjadi bersamaan dengan fenomena blue moon dan supermoon ini terakhir kali terjadi satu setengah abad lampau, tepatnya pada 31 Maret 1866 atau 152 tahun yang lalu. Eklips seperti ini disebut super blue moon atau gerhana bulan kemerahan," jelasnya.
Gerhana ini terjadi, lanjut Edison, saat purnama bulan berada dalam jarak terdekatnya dengan bumi sekitar 360.000 km. Hal ini menyebabkan ukuran bulan yang terlihat menjadi 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada biasanya.
"Meskipun fenomena ini merupakan fenomena langka, namun masyarakat diharapkan mewaspadai tinggi pasang maksimum hingga mencapai 1,5 meter karena adanya gravitasi bulan dengan matahari di wilayah Indonesia diantaranya di pesisir sumut, sumbar, selatan Lampung, utara Jakarta Utara, utara Jateng, utara Jatim dan Kalimantan Barat," tuturnya.
Keseluruhan gerhana bulan tambah Edison, akan terjadi selama 5 jam 17 menit dengan durasi gerhana total 1 jam 16 menit 4 detik. Proses gerhana dimulai sejak matahari terbenam sampai tengah malam dan puncak gerhana bulan total terjadi pada pukul 20.31 Wib
"Pada hari ini (31/1/2018) BBMKG Wilayah 1 Medan berencana akan melaksanakan pengamatan gerhana bulan di Halaman Kantor Stasiun Geofisika Tuntungan mulai pukul 18.00 WIB dan diharapkan masyarakat dapat mengunjungi lokasi untuk menyaksikan secara langsung kejadian langka tersebut," pungkasnya.