Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Untuk memperbanyak benih label putih, UPT Benih Induk Hortikultura (BIH) Gedung Johor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara (Sumut) mengembangkan bawah merah label kuning sebanyak 200 kilogram (kg).
Sumber benih yang diperoleh dari Balai Penelitian Sayur (Balitsa), Bandung, Jawa Barat ini dikembangkan di atas lahan seluas 2.500 meter per segi di dalam screen house.
"Benih penjenis atau label kuning yang pertama kali kami kembangkan ini mulai ditanam tanggal 12 Januari 2018 lalu dan prediksi panen tanggal 12 Maret 2018," kata Kepala UPT BIH Gedung Johor Bahruddin Siregar, di Medan, Rabu (31/1/2018).
Menurut Bahruddin, dari penanaman bawang merah label kuning ini akan menghasilkan bawang merah label putih.
Intinya, kata dia, bawang merah label kuning yang dikembangkan ini untuk tiga generasi lagi. Yakni, dari label kuning produksi yang dihasilkan nanti merupakan bawang merah label putih (benih dasar).
Kemudian, dari penanaman bawang merah label putih akan dihasilkan bawang merah label ungu (benih pokok). Dari label ungu, akan dihasilkan bawang merah label biru.
"Label biru inilah yang banyak ditanam petani untuk memproduksi bawang merah konsumsi. Sedangkan benih penjenis dan benih pokok itu banyak dikembangkan oleh Balai Benih. Sedangkan label ungu dikembangkan petani penangkar," terang Bahruddin.
Selama ini, kata dia, Sumut masih bergantung pada Jawa untuk memperoleh benih bawang merah. Karena itulah, dengan mengembangkan bawang merah label kuning, diharapkan ketersediaan benih bawang merah untuk Sumut ke depan bisa terpenuhi dari BIH Gedung Johor.
Untuk produksi yang akan dihasilkan nanti, Bahruddin mengatakan, secara total diperkirakan berkisar 1,6 ton dari benih yang ditanamkan sebanyak 200 kg.
"Produksi yang dihasilkan dari label kuning ini tidak sama hasilnya dari benih label biru. Biasanya, produksi yang diperoleh dari benih penjenis lebih sedikit dari produksi yang dihasilkan dari benih label biru," jelasnya.
Dari perkiraan produksi sebanyak 1,6 ton itupun kata Bahruddin, nantinya tidak semua dapat dijadikan sumber benih. Karena selain ada penyusutan, juga akan dilakukan seleksi terhadap kelayakan benih untuk ditanam lagi.
"Jadi kira-kira satu ton lah nanti yang layak dijadikan untuk benih," kata Bahruddin. *