Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Washington DC. Seorang pembelot Korea Utara (Korut) bernama Ji Seong-Ho turut diundang dalam sesi pidato kenegaraan pertama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di hadapan Kongres AS. Trump memperkenalkan Ji kepada para hadirin saat dia membahas isu Korut dalam pidatonya.
Seperti dilansir CNN, Rabu (31/1), Trump mengingatkan bahwa upaya rudal-rudal nuklir Korut bisa segera mengancam negara AS. Trump juga bersumpah akan terus melakukan tekanan maksimum untuk mencegah hal itu terjadi.
"Pengalaman masa lalu telah mengajari kita bahwa kepuasan diri dan menganggap remeh hanya mengundang agresi dan provokasi. Saya tidak akan mengulang kesalahan pemerintahan sebelumnya yang membawa kita ke dalam posisi berbahaya ini," tegas Trump dalam pidato kenegaraan yang biasa disebut State of the Union (SOTU) ini.
"Kita hanya perlu melihat karakter bejat rezim Korea Utara untuk memahami sifat ancaman nuklir yang bisa ditimbulkan bagi Amerika dan bagi sekutu-sekutu kita," imbuhnya.
Dalam pidato di ruang sidang DPR AS atau House Chamber di Capitol, Washington DC ini, Trump memperkenalkan seorang pembelot Korut ke hadirin. "Akhirnya, kita bertemu dengan satu lagi saksi mata dari sifat mengancam dari rezim (Korut) ini. Namanya adalah Tuan Ji Seong-Ho," ucap Trump.
"Tahun 1996, Seong-Ho hanyalah seorang bocah kelaparan di Korea Utara. Suatu hari, dia mencoba mencuri batu bara dari sebuah gerbong kereta untuk dibarter dengan sedikit makanan. Dalam prosesnya, dia pingsan di rel kereta, lemas karena kelaparan. Dia terbangun saat kereta melindas tubuhnya. Dia menjalani sejumlah amputasi tanpa (memakai) apapun untuk mengurangi rasa sakit," ujarnya menceritakan.
Dituturkan Trump, saudara laki-laki dan saudara perempuan Ji akhirnya memberikan sedikit makanan yang mereka punya untuk membantu Ji pulih. Menurut Trump, saudara-saudara Ji terpaksa makan tanah dan hal itu secara permanen mengganggu pertumbuhan mereka.
Seong-Ho yang penyandang disabilitas kemudian disiksa otoritas Korut setelah kembali dari kunjungan singkat ke China. Dia dicurigai bertemu dengan para misionaris Kristen, yang biasa membantu pembelot Korut. Ji memang bertemu dengan para misionaris itu dan bertekad untuk bebas.
"Seong-Ho bepergian ribuan mil dengan kruk ke China dan Asia Tenggara untuk bebas. Sebagian besar keluarganya mengikutinya. Ayahnya ditangkap saat berusaha kabur dan disiksa hingga tewas. Sekarang, dia tinggal di Seoul, di mana dia menyelamatkan para pembelot lainnya, dan menyiarkan ke Korea Utara hal yang paling ditakuti rezim itu -- kebenaran," imbuh Trump.
"Sekarang, dia memiliki kaki baru, tapi Seong-Ho, saya paham Anda tetap menyimpan kruk itu sebagai pengingat seberapa jauh Anda telah melangkah. Pengorbanan besar Anda menjadi inspirasi bagi kita semua. Kisah Seong-Ho menjadi wasiat bagi kerinduan setiap jiwa manusia untuk hidup dalam kebebasan," tegasnya.
Ji yang duduk di deretan balkon, lantas berdiri sambil mengangkat kruk yang kini tidak lagi digunakannya. Para hadirin memberikan tepuk tangan sembari berdiri (standing ovation).
Saat membahas Korut, Trump juga membahas mahasiswa AS, Otto Warmbier yang tewas usai ditahan Korut. Orang tua Warmbier juga saudara-saudaranya turut diundang dalam pidato kenegaraan Trump ini. "Anda menjadi saksi mata berpengaruh atas bahaya yang mengancam dunia kita dan kekuatan Anda menginspirasi kami semua. Malam ini, kita memberikan penghormatan untuk kenangan Otto dengan tekad Amerika," ucapnya. (dtc)