Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Rektor Universitas Muhammadiah Sumatera Utara (UMSU), Agus Sanni berencana akan melakukan pengembangan terhadap Observatorium Ilmu Falak milik UMSU tersebut.
Hal itu diungkapkan Agus Sanni saat ditemui usai kegiatan pengamatan gerhana bulan penuh yang dilaksanakan di kampus Pascasarjana UMSU Jalan Denai Nomor 217 Medan, Rabu (31/1/2018).
Dia mengungkapkan, UMSU memiliki rencana untuk membentuk program studi (prodi) Ilmu Falak. Namun rencana itu masih terbentur dengan syarat pembentukan sebuah prodi yang mengharuskan adanya 6 tenaga pengajar bergelar Doktor dengan keilmuan linear.
"Harapannya kedepan bagaimana kementerian Agama mendorong adanya prodi Ilmu Falak. kita memang ada keinginan untuk membentuk prodi itu, akan tetapi masih terbentur persyaratan yakni harus ada 6 orang tenaga pengajar dengan keilmuan linear bergelar Doktor. Kita kalau sudah ada itu kita akan bukak," ujar Agussani, Kamis (1/2/2018).
Menurutnya saat ini OIF UMSU merupakan satu-satunya peralatan yang ada di medan bahkan Sumut untuk melakukan pengamatan luar angkasa.
Disinggung soal rencana program kedepan, Pria berkacamata ini dengan semangat menjelaskan bahwa UMSU sudah bekerjasama dengan Pemda Tapanuli Tengah untuk membangun Pusat OIF di Barus.
"Untuk lokasi pengamatan fenomena alam di medan ini kan tidak ideal, untuk itu dari hasil penelitian kita lokasi yang ideal itu ada di barus Tapteng sebab titik nol sumut ini kan ada disana. Kita sudah bekerjasama dengan pemkab dan mereka siap menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan OIF disana," kata Agussani.
Namun, kata agus sanni, untuk hal itu kita akan menunggu pihak pemkab mengusulkan dalam APBD tapi itu urusan merek kita tidak ikut campur soal itu.
"Kita masih menunggu kesiapan dari pemkab, itu kan harus di usulkan di APBD, tapi kita enggak ikut campur soal itu. Kalaupun memang tidak dengan pemkab tapteng, kita juga punya lahan disana, tapi memang lokasi kita itu belum didukung akses infrastruktur menuju lokasi, sebab ada beberapa alat kita itu kan tidak bisa dibawa pakai motor dan sensitif terhadap benturan," tutupnya.