Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Wacana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Danau Toba juga ditanggapi oleh budayawan dan pegiat tanah adat. Menurut mereka jika sampai hal itu diterapkan maka akan timbul konflik pertanahan yangenggila di Kawasan Danau Toba (KDT).
"Sudah pasti jual tanah akan menggila di Kawasan Danau Toba. KDT akan jadi neraka," tegas aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Abidin Nababan kepada Medanbisnisdaily.com, Kamis (1/2/2018).
Ditambahkannya kalau pengakuan atas tanah adat belum disahkan yang terjadi perebutan lahan. Itu akan membuat konflik masyarakat dengan investor dan sesama masyarakat itu sendiri, tandasnya.
Hal sama juga disampaikan budayawan Batak Toba, Thompson Hs. Disebutkannya jika KEK itu diterapkan nantinya juga berdampak pada tergerusnya nilai-nilai budaya masyarakat setempat. Kepentingan ekonomi kerap mengabaikan aspek-aspek budaya. Bagi mereka kebudayaan hanyalah sebatas produk tidak sebagai nilai-nilai yang harus dihormati.
Di sisi lain masalah ekologis juga akan menjadi ancaman serius. Ancaman ekologis itu juga bisa memengaruhi kebudayaan yang ada.
"Dewasa ini budaya terkait dengan isu-isu ekologis. Karenanya budayawan juga harus bersikap. Mereka tidak bisa lagi sekedar sebagai pekerja artifisial. Dimana-mana krisis ekologi terkait dengan budaya dan juga kebrengsekan orang-orang politik. Ini harus dilawan dengan gerakan kolektif," jelas penerima penghargaan dari Kementeriaan Kebudayaan ini.