Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sedikitnya 34.000 ton beras impor direncanakan akan masuk ke Sumut pada Minggu (11/2/2018) mendatang. Pemerintah beralasan, beras impor dipasok kemari untuk meredam gejolak harga beras di pasaran.
Ekonom Sumut Gunawan Benjamin mengingatkan pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam menyuplai beras impor ke Sumut. "Jangan sampai akan
merugikan petani dan masyarakat selalu konsumen," katanya di Medan, Jumat (2/2/2018).
Begitupun, kata dia, impor memang jadi jalan keluar instan untuk menstabilkan harga beras yang mengalami kenaikan sejak akhir tahun lalu. Terlepas kebijakan ini juga memiliki sisi negatif di bagian yang lain.
Menurut Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut ini, harga beras sendiri memang terbilang bertahan mahal sejak Oktober 2017 lalu. Saat ini harga beras medium masih tertahan di level Rp11.000 hingga Rp11.500/kg, sementara harga beras premium bermain pada level Rp12.500 hingga Rp13.000/kg.
"Saya sependapat dengan fluktuasi stok beras yang sulit diprediksikan saat ini. Berdasarkan hasil survei yang saya lakukan ke sejumlah kilang hasilnya memang ada potensi gangguan stok dikarenakan banjir besar yang pernah melanda sejumlah wilayah termasuk di Sumut," jelasnya.
Memang Sumut akan memasuki musim pada dalam waktu dekat hingga menjelang Ramadhan nanti. Harga beras dipastikan bisa menurun. Namun yang dihadapi saat ini dalam jangka pendek adalah kenaikan harga beras yang belum menunjukan gejala pemulihan. "Sehingga impor disini diperuntukan untuk melindungi konsumen," katanya.
Hanya saja, yang perlu dipastikan adalah distribusi beras impor itu sendiri agar penyalurannya tepat langsung ke konsumen agar efektif meredam harga di pasar. Selanjutnya memang petani yang harus dilindungi. Khususnya dsri sisi harga penyerapan gabah atau beras
petani.
"Kita tidak menafikan kalau musim pilkada 2018 ini akan banyak beras beredar di masyarakat. Dalam bentuk sumbangan dari pihak-pihak tertentu. Walau demikian kita tetap harus menjaga harga beras terjangkau di masyarakat," jelasnya.
Ditambahkannya, saat ini tidak perlu memperpanjang perdebatan mengenai impor beras. Karena, harga yang mahal tersebut telah menekan daya beli masyarakat. "Kita dihadapkan pada pilihan sulit. Dan kita harus mengambil jalan keluar disitu. Karena fakta dilapangan jistru berbicara lain. Sekalipun ada musim panen dalam waktu dekat, faktanya harga beras mahal," pungkasnya.