Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tel Aviv. Seorang pria Palestina mengaku telah membunuh mantan kekasihnya yang merupakan warga Israel.
Menurut pria tersebut seperti disampaikan Kementerian Kehakiman Israel seperti dilansir kantor berita AFP,Senin (5/2), pembunuhan dilakukan atas dasar nasionalisme.
Pria bernama Mohamed Harouf, warga Nablus, Tepi Barat tersebut telah ditangkap polisi Israel pada Agustus 2017 setelah jasad Mishal Halimi ditemukan. Halimi yang berumur 30 tahun hilang pada Mei lalu saat dirinya sedang hamil. Saat kejadian, wanita Israel itu telah menikah dengan pria lain.
"Pembunuh mencekiknya saat dia sedang mengandung bayi dalam rahimnya dan kemudian melempari dia dengan batu dan meninggalkannya tanpa menguburkannya," kata jaksa penuntut umum Israel seraya mengatakan bahwa antara terdakwa dan kejaksaan telah tercapai kesepakatan (plea bargain).
"Kami telah sampai pada kesepakatan ini untuk menghindari persidangan yang lama dan dengan kesepakatan dengan pembela (terdakwa), kami akan meminta hukuman penjara seumur hidup," kata jaksa penuntut umum dalam sebuah statemen.
Nantinya vonis putusan akan dijatuhkan pengadilan pada waktu yang belum ditentukan.
"Pengadilan mengakui bahwa pembunuh ingin membunuh seorang wanita Yahudi atas motif ideologi," demikian disampaikan pengacara untuk keluarga Halimi dalam sebuah statemen.
Sebelumnya, pada 23 Mei 2017, saat Halimi menghilang, keluarganya langsung melapor ke polisi dan menduga mantan kekasihnya terlibat. Polisi pun melakukan pencarian untuk menangkap mantan kekasih Halimi.
Halimi tinggal di permukiman Adam, dekat kota Ramallah di Tepi Barat, namun jasadnya ditemukan di wilayah Israel tengah. Kasus tersebut selama ini tidak diberitakan oleh media. (dtc)