Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Belasan warga Pejaten Timur Jakarta Selatan yang terkena dampak Pejaten Timurmulai mengungsi di Masjid Al Ma'mur. Sebagian warga lainnya mulai mengungsi di rumah-rumah kerabatnya.
Pantauan detikcom di Masjid Al Ma'mur, Jl Masjid Al Ma'mur, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Senin (5/2/2018) sejak pukul 20.30 WIB, belasan warga mulai memadati Masjid untuk mengungsi. Belasan warga membawa tikar dan tas-tas miliknya.
Ketua RW 08 Pejaten Timur Sirajudin mengatakan mayoritas warga mengungsi ke rumah kerabat-kerabatnya. "Sekarang yang mengungsi di Masjid Al Ma'mur sama di ruko-ruko yang dekat tempat banjir. Pengungsi ini dari tadi kita cari-cari memang rata-rata ke rumah kerabat-kerabatnya," kata Sirajudin.
Warga RT 16 RW 7 Sellian (38) mengaku ikut mengungsi di Masjid Al Ma'mur sejak sebelum magrib. Sellian bersama 3 anaknya ikut mengungsi akibat banjir yang merendam rumahnya.
"Ini tinggi baru kali ini biasanya cuma sampai sepinggang tapi enggak lama langsung surut. Rumah saya sudah tenggelam semua sisa genteng. Rumah saya satu lantai barang-barang kena semua, yang diselamatkan cuma baju-baju saja ini," kata Sellian di Masjid Al Ma'mur.
Sellian mengaku baru pertama kali merasakan banjir di Pejaten Timur. Sebelumnya dia tinggal di daerah Tangerang.
Hal senada juga dituturkan Saidah (39) warga RT 16 RW 7 yang ikut mengungsi di Masjid Al Ma'mur. Saidah mengontrak rumah dua lantai sejak tahun 2016 dan baru merasakan banjir di tahun ini.
"Saya baru pindah tahun ini dan baru kena banjir. Pindah baru tahun 2016. Kalau saya rumahnya dua lantai. Barang-barang sudah diangkat ke atas. Saya pilih ngungsi takut ada apa-apa kan. Selamatin diri sama keluarga aja lebih penting," kata Saidah.
Saidah juga bercerita proses dia di evakuasi saat banjir menggenang rumahnya. Saat itu Ia menunggu perahu karet dari petugas Damkar tetapi tidak datang."Saya tadi nunggu pelampung enggak datang-datang, akhirnya saya diangkat sama bapaknya. Jadi sebelum tenggelam banget ya saya ngungsi. Kalau nunggu pelampung takut makin dalam banjirnya," kata Saidah. (dtc)