Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyambangi kantor ormas Syarikat Islam Indonesia (SII) di Jl Latumenten, Jelambar, Jakarta Barat. Tujuan kedatangannya adalah bersilaturahmi dengan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) SII.
Pantauan detikcom, pertemuan dilaksanakan di ruang depan kantor DPP SII yang berbentuk ruko sore ini, Selasa (6/2/2018). Pertemuan berlangsung secara tertutup.
Kapolri datang bersama Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal, Karo Provos Divisi Propam Brigjen Refdi Andri, serta Staf Ahli Bidang Sosial dan Ekonomi Irjen Gatot Eddy Pramono.
Selain itu, Dirsosbud Baintelkam Brigjen Merdisyam dan Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi berjaga di luar ruko.
Sebelumnya, Ketua DPP Syarikat Islam Hamdan Zoelva mendatangi rumah dinas Tito dalam rangka meminta klarifikasi penggalan pernyataannya dalam video pidato Tito yang jadi viral. Dalam penggalan pidato, Tito menyebut hanya NU dan Muhammadiyah-lah yang berperan dalam mendirikan NKRI.
"Kami bisa memahami tidak ada niat sama sekali seperti disampaikan oleh beliau. Untuk mengesampingkan ormas-ormas yang lain dan untuk menyatakan ormas lain itu merontokkan negara. Sama sekali tidak," kata Hamdan setelah bertemu Kapolri di rumah dinasnya, Jalan Pattimura, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (31/1).
Menurut Hamdan, maksud Tito soal ada pihak yang merontokkan negara ditujukan kepada kelompok takfiri dan radikal. Pidato Tito disebut telah dipotong-potong sehingga maksud yang disampaikan tak utuh.
"Dan yang dimaksud merontokkan negara itu adalah awal pembicaraannya yang berkenaan kelompok-kelompok takfiri. Yang kita tahu kelompok takfiri itu yang sangat radikal. Jadi tidak dimaksudkan ormas itu," ujarnya.
Setelah mendengar penjelasan Tito, mantan Ketua MK itu meminta video lengkap pidato disampaikan ke publik agar masyarakat tercerahkan. Dia pun berencana menjelaskan pernyataan Tito yang jadi viral itu ke anggotanya di seluruh Indonesia.
"Itulah kami datang klarifikasi, tidak ingin memberikan pernyataan yang mengeruhkan suasana di luar. Kami minta klarifikasi dan memang kalau kita lihat dari penjelasan rangkaian pidato itu memang ada hal yang aneh. Karena itu, kami bisa memahami kita menjaga kebersamaan kita, sebagai umat Islam agar tidak diadu domba. Situasi mendekati pilkada serentak itu panas. Karena itu, kami dapat memahami," imbuh Hamdan. (dtc)