Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Singapura. Keikutsertaan PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) dalam ajang Singapore Airshow 2018 membawa kabar baik bagi pesawat N219 Nurtanio. Dalam ajang internasional tersebut, diketahui PTDI melakukan penandatanganan mengenai kerjasama pengadaan, pelayanan, dan komersialisasi pesawat N219 Nurtanio.
PT Pelita Air Service berminat untuk membeli pesawat N219 Nurtanio sebanyak 20 unit yang didesain dan diproduksi oleh PTDI dengan opsi 80 unit dilengkapi dengan pelayanan perawatan.
Pelita Air Service akan mengkomersialisasi pesawat N219 Nurtanio di wilayah Republik Indonesia. Kedepannya, PTDI juga akan memberikan kesempatan pada Pelita Air Service untuk turut serta dalam proses delivery center pesawat N219 Nurtanio.
PTDI juga menandatangani Framework Agreement mengenai pengadaan N219 Nurtanio dengan Bupati Puncak Jaya, Papua, Willem Wandik. Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya berminat membeli 1 unit dengan opsi 2 unit N219 Nurtanio, pengoperasian dan perawatannya dilakukan oleh Pelita Air Service.
PTDI juga menandatangani Framework Agreement ketiga tentang pengadaan pesawat N219 Nurtanio dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Fasilitas Kedirgantaraan di Aceh dengan Gubernur Provinsi Aceh, Irwandi Yusuf.
Pemerintah Provinsi Aceh berminat membeli 50 unit N219 Nurtanio dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, kerjasama pelayanan, pembuatan fasilitas produksi komponen N219 Nurtanio, dan pembuatan fasilitas pelayanan Pesawat Terbang di Aceh, untuk semua jenis pesawat alias tidak hanya pesawat N219 Nurtanio.
Penandatanganan ini disaksikan oleh Menteri BUMN Republik Indonesia, Rini Soemarno dan Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu.
PTDI sendiri akan menyiapkan 2 purwarupa pesawat N219 Nurtanio untuk uji terbang hingga mencapai 350 flight hours dan 2 purwarupa lainnya untuk dilakukan fatigue test yang membutuhkan 3000 cycle fatigue test guna mendapatkan Type Certificate di akhir tahun 2018.
Pada tahun 2019, pesawat pertama N219 Nurtanio ditargetkan siap dan laik untuk memasuki pasar, dengan First Launch Customer di awal Juli tahun 2019, adalah PT Pelita Air Service.
"Untuk N219 Nurtanio sudah diminta dan diarahkan oleh Ibu Menteri BUMN. Rencananya Pelita Air Service menjadi First Launch Customer," kata Sekretaris Perusahaan PTDI, Ade Yuyu Wahyuna dikutip dalam keterangan resmi, Rabu (7/2).
Pesawat N219 nantinya akan diproduksi secara bertahap. Pada awalnya akan diproduksi 6 unit dengan menggunakan kapasitas produksi eksisting, kemudian dengan menjalankan sistem automasi pada proses manufacturing, secara bertahap kemampuan delivery akan terus meningkat sampai mencapai 36 unit per tahun.
Sebagai informasi, pesawat N219 Nurtanio merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 penumpang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23.
Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan oleh PTDI dan LAPAN.
Pesawat N219 Nurtanio pada dasarnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara nasional di wilayah perintis, dan pesawat N219 Nurtanio dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti angkutan penumpang, angkutan barang maupun ambulan udara.
N219 Nurtanio didesain sesuai kebutuhan masyarakat, terutama di daerah perintis, sehingga memudahkan untuk take-off dan landing di landasan yang pendek dan tidak dipersiapkan, seperti rumput atau bebatuan.
Pesawat N219 Nurtanio juga sangat relevan dengan kondisi alam di Indonesia, yang pada umumnya berbukit-bukit dan terdapat banyak pegunungan.
Pesawat N219 Nurtanio memiliki kecepatan (speed) maksimum mencapai 210 knot, dan kecepatan terendah mencapai 59 knot. Artinya kecepatan cukup rendah pun pesawat masih bisa terkontrol, ini sangat penting terutama saat memasuki wilayah yang bertebing-tebing, di antara pegunungan yang membutuhkan pesawat dengan kemampuan manuver dan kecepatan rendah. (dtf)