Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Serapan anggaran Pemprov DKI Jakarta periode Januari 2018 tidak mencapai target. Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengungkapkan serapan anggaran tidak mencapai target karena proses pengadaan tidak berjalan maksimal.
"(Serapan anggaran tak capai target) berkaitan dengan kesiapan daripada pengadaan, kesiapan daripada proyeknya. Masalah klasik seperti persiapan lahan dan perencanaan. Ini yang lagi kita kupas," kata Sandiaga di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (8/2/2018).
Sandiaga mengaku sedang berkoordinasi dengan Sekda DKI Saefullah dan Kepala Biro Perekonomian Sri Haryati untuk menyelesaikan masalah penyerapan anggaran. Mengenai penyerapan anggaran ini, Sandiaga ingin ada kerja sama dengan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
"Saya bersama Pak Sekda mencoba sebuah terobosan bagaimana nanti kita kembali melakukan MoU dengan LKPP, dan menugaskan Ibu Iin (panggilan Sri Haryati), dari pengadaan barang dan jasa untuk mempercepat proses lelangnya dan proses penyerapannya," papar Sandiaga.
Wagub usungan Partai Gerindra dan PKS menekankan penyerapan anggaran harus berjalan maksimal pada awal tahun. Kata Sandiaga, apabila ada pengadaan yang tidak siap dilelang, sebaiknya dihapus.
"Karena target kita ini adalah di awal-awal memastikan mana yang bisa jalan, mana yang nggak. Kalau nggak siap, lebih baik dicoret sehingga tak ada lagi di (anggaran) perubahan," pungkas dia.
Sandiaga sebelumnya mengatakan penyerapan anggaran ditargetkan Rp 6-7 triliun per bulan. Untuk Januari tahun ini serapan anggaran Pemprov DKI Rp 5,2 triliun.
"Kita ingin penyerapannya itu per bulan antara Rp 6 sampai Rp 7 triliun. Kalau tiap kuartal itu Rp 20 triliun. Mudah-mudahan target yang kita capai Rp 70 triliun lebih itu bisa diwujudkan," ujar Sandi di Balai Kota, Senin (8/1). (dtc)
====
HUKUM
-------
Novanto Akui Ada Aliran Duit dari Andi Narogong ke Komisi II DPR
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Setya Novanto akhirnya mengakui adanya aliran uang terkait proyek e-KTP ke Komisi II DPR dan Banggar DPR. Terdakwa kasus korupsi proyek e-KTP itu menyebut informasi itu didapat dari (almh) Mustokoweni yang saat itu merupakan anggota Komisi II DPR.
"Pertama, ini pernah almarhum Mustokoweni dan Ignatius Mulyono itu, pada saat ketemu saya telah menyampaikan dana uang dari Andi untuk dibagikan kepada Komisi II dan Banggar DPR dari Mustokoweni, dan disebut nama Pak Ganjar. Yang kedua, Bu Miryam juga menyampaikan hal yang sama," ucap Novanto ketika memberikan tanggapan atas kesaksian Ganjar dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (8/2/2018).
Usai persidangan, pengacara Novanto, Maqdir Ismail, menyebut Novanto akan mengungkap keterlibatan anggota Komisi II DPR terkait proyek e-KTP. Novanto akan menungkap hal itu saat pemeriksaan terdakwa.
"Saya kira nanti kita lihat dua minggu lalu kalau saya ngga keliru di persidangan ini dalam menjawab atau nyatakan atau tanggapi keterangan dari Andi Agustinus. Pak Novanto katakan dia akan ungkap yang dia ketahui ketika dia diperiksa sebagai terdakwa dengar saja nanti," ucap Maqdir.
Maqdir kemudian menyinggung tentang Ganjar Pranowo yang dihadirkan sebagai saksi. Menurut Maqdir, Novanto mendapatkan informasi bila Ganjar menenerima USD 500 ribu, tetapi Ganjar membantahnya.
"Tadi kan Pak Novanto itu minta komfirmasi kepada Pak Ganjar karena ada beberapa orang yang mengatakan pada Pak Nov bahwa Pak Ganjar terima seperti itu," sebut Maqdir.
Dalam persidangan, Ganjar mengaku tidak pernah menerima aliran uang apapun. Menurut Ganjar, Miryam S Haryani (anggota Komisi II DPR lainnya yang juga telah dijerat KPK) pun pernah dikonfrontasi dengannya saat pemeriksaan di KPK dan menyatakan tidak ada uang kepadanya.
"Pertama Bu Mustokoweni pernah menjanjikan kepada saya mau memberikan langsung dan saya tolak, sehingga publik meski tahu sikap menolak saya. Ketika Bu Miryam pun, menurut Pak Novanto juga memberikan kepada saya, di depan Pak Novel (Novel Baswedan/penyidik KPK), dia (Miryam) menolak tidak pernah memberikan kepada saya," kata Ganjar.
Bahkan, menurut Ganjar, Andi pun tidak pernah mengaku memberikan uang kepadanya. Pemberian uang dari Andi di ruang Mustokoweni juga disebutnya tidak benar.
"Andi Narogong kesaksian saya lihat pernah menyampaikan tidak pernah memberikan kepada saya. Bahkan penasihat hukum Irman menanyakan kepada saya, katanya Andi Narogong yang memberikan di tempat Bu Mustokoweni, dan Bu Mustokoweni sudah meninggal dunia. Saya menyampaikan disampaikan Pak Novanto tidak benar," ucap Ganjar. dtc
===
POLITIK
-------
Hujan Deras, Jokowi Tetap Temui Pekerja Irigasi dan Warga Solok
Medanbisnisdaily.com - Solok - Hujan deras mengiringi perjalanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Solok, Sumatera Barat. Meski hujan deras, Jokowi tetap keluar dari mobil menemui pekerja proyek origasi desa dan warga.
Hal itu terjadi saat Jokowi meninjau pembangunan sistem irigasi di Nagari KimonKaum, Tanah Datar, Sumatera Barat, Kamis (8/2/2018). Proyek ini bagian dari Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) yang digalakkan lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pantauan detikcom, Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 17.40 WIB. Hujan deras disertai angin mengguyur.
Jokowi tetap keluar dari mobil. Berbekal payung warna hitam, Jokowi yang mengenakan helm proyek, kemeja putih dan celana panjang warna hitam itu berjalan menyusuri tepian sawah.
Di tengah sawah, tampak beberapa pekerja masih sibuk membangun irigasi untuk persawahan itu. Jokowi yang didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Wakil Bupati Tanah Datar Zulfadri Darma menemui para pekerja tersebut.
Jokowi tampak berdialog dengan pekerja itu. Meski mengenakan payung, air hujan tetap bisa membasahi baju Jokowi, meski tidak basah kuyup.
Ada sekitar 20 menit Jokowi berada di tengah sawah itu. Selepas itu, Jokowi kembali mengarah ke mobil, namun tak langsung masuk.
Jokowi memilih untuk menemui warga yang sudah berkumpul menunggu kehadiran dirinya. Warga banyak yang kebasahan. Jokowi menyapa dan bersalaman dengan warga. Ada sekitar 15 menit Jokowi menyapa dan seskali berdialog singkat dengan warga.Selanjutnya, Jokowi masuk ke mobil. Dia kemudian melanjutkan perjalanan menuju Tanah Datar. dtc