Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Panyabungan. Petani di Desa Runding, Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) sudah dua kali mengalami kekeringan saat musim tanam tiba. Irigasi persawahan di desa tersebut tidak lagi berfungsi mengairi sekitar 50 hektare areal persawahan, meski debit air proyek pengairan ada.
Tidak berfungsinya jaringan irigasi Batang Gadis yang diharapkan mengairi areal persawahan petani terjadi karena debit air di hulu Sungai Batang Gadis tidak mampu masuk ke jaringan irigasi Batang Gadis yang menjadi pusat sentral pengairan sawah di wilayah Panyabungan Barat.
Kondisi ini sudah dilaporkan warga pada pihak perwakilan Balai Pengairan Batang Gadis, namun tak direspon.
Untuk terus menjalankan usaha, petani desa itu pun terpaksa mengalihkan lahan pertaniannya dari sawah menjadi tanaman hortikultura, itupun bagi warga yang memiliki modal. Bagi warga yang tidak punya modal terpaksa membiarkan lahan persawahannya ditumbuhi ilalang.
Azwar Pulungan, s juga memiliki lahan lah seorang petani, Jumat (9/2/2018) mengakui seharusnya perwakilan Balai Pengairan Sungai Batang Gadis yang ada di Mandailing Natal jangan tutup mata terhadap kondisi ini.
"Karena jelas mata pencaharian warga Desa Runding rata-rata petani. Ketika kondisi ini tidak segera pulih, dikhawatirkan akan berdampak pada ketahanan pangan daerah, apalagi daerah Panyabungan Barat termasuk Desa Runding adalah salah satu desa penyangga beras untuk wilayah Kecamatan ini," ujarnya.
Azwar berharap anggota DPRD Madina menyampaikan aspirasi masyarakat ke pihak Balai Pengairan. Dia juga berharap agar PPL setempat segera berkordinasi dengan Dinas Pertanian, mengingat musim tanam sudah mulai lagi.
"Apabila petani memulai musim tanam pada bulan ini, maka akan memanen hasil sebelum masuk bulan puasa nanti," harapnya.