Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Madiun. Penetapan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Madiun diwarnai protes. Protes terjadi saat ketua KPU akan memberikan fasilitas pengawal pribadi bagi masing-masing paslon.
"Bagaimana kalau untuk menentukan pengawal pribadi paslon, kita lakukan seperti zaman anak-anak dulu, hom pim pah. Ini agar tidak ada timbul dugaan yang sepihak kepada KPU," ucap Ketua KPU Madiun Wahyudi d hadapan para paslon dan simpatisan, Senin (12/2/2018).
Secara spontan, salah satu calon Bupati Djoko Setiono tidak setuju. Djoko lebih memilih penentuan pengawal pribadi berdasarkan urutan pendaftar. "Ndak-ndak, jangan hom pim pah. Berdasarkan urutan pendaftar saja," teriak Djoko yang disambut riuh simpatisan partai pendukungnya.
Karena adanya protes tersebut, Wahyudi akhirnya mengambil kebijakan bahwa para pengawal pribadi dipilih paslon berdasarkan urutan pendaftar. Diketahui masing-masing paslon mendapat fasilitas pengawal pribadi berjumlah 12 anggota terlatih dari Polres Madiun.
"Kami berikan fasilitas kepada tiga paslon masing-masing 12 anggota pengawal dari kepolisian yang sudah terlatih. Mereka akan bertugas mengawal setiap kegiatan calon bupati maupun calon wakil bupati demi keamanan mereka," jelas Wahyudi.
Dalam rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon bupati dan wakil bupati Madiun tahun 2018, diputuskan ketiga paslon sah dalam pesyaratan yakni pasangan H Ahmad Dawawi Ragil Saputra-H Wuryanto dengan slogan Berkah, Rio Wing Dinaryhadi-H Sukiman dengan slogan Mas Rio Pas serta paslon ketiga Djoko Setiono-Suprapto dengan slogan Djosto.
"Saya berterimkasih kepada KPU dan Polisi atas fasilitas pengawal ini. Kami yakin dan percaya tidak ada mata-mata," jelas calon Bupati Ahmad Dawawi. (dtc)