Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyuwangi. Rumah keluarga Suliono, pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina, tertutup rapat. Aparat kepolisian melakukan pengamanan 24 jam di rumah yang berada di Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, itu.
"Penjagaan tetap kita lakukan selama 24 jam oleh aparat kepolisian dan juga Babinsa setempat melibatkan linmas juga. Antisipasi kita lakukan dengan ketat," jelas Kapolsek Pesanggaran AKP Heri Purnomo kepada detikcom, Senin (12/2/2018).
Penjagaan tersebut dilakukan untuk menjaga kondisi Desa Kandangan agar tetap kondusif dan mengantisipasi berbagai reaksi dari masyarakat atas kejadian tersebut.
Heri mengaku pasangan Mistadji dan Edi Susiyah memilih mengurung diri di dalam rumah dan tidak mau menemui tamu orang asing yang berkunjung, kecuali aparat desa setempat.
"Lebih baik nggak usah masuk. Nggak akan mau ditemui. Kemarin saja histeris orangnya ditemui polisi. Ibunya masih terpukul tapi anaknya yg Ragil sudah pulang. Kalau yang di luar kota masih dalam perjalanan pulang," tambah Heri.
Suliono pernah mondok di Pondok Pesantren Ibnu Sina, saat lulus dari SMPN 1 Pesanggaran pada 2010. Namun di ponpes milik Ketua PCNU Banyuwangi KH Masykur Ali ini, Suliono hanya bertahan 6 bulan.
"Saya ingat anak itu (Suliono). Dia anak yang sangat pintar, tapi dia kalau diajak ngomong nggak fokus. Ke mana-mana gitu matanya kalau diajak ngomong," kata KH Masykur Ali kepada detikcom saat ditemui di Ponpes Ibnu Sina.
Sebelum masuk ponpesnya, kata Masykur, Suliono dan adiknya, Solikin, diajaknya bersekolah dan mondok di ponpesnya. Keduanya dinilai pintar dan gampang mengerti jika diberi pendidikan keagamaan. Namun sayang, Suliono tak betah di sana. Sedangkan sang adik masih terus melanjutkan pendidikan di ponpes yang berada di Desa Setail, Kecamatan Genteng, itu.
"Anaknya pintar. Tapi hanya satu semester terus minta pindah ikut kakaknya di Sulawesi. Sempat saya larang karena saya emang anak ini berpotensi. Jangan sampai terkena pendidikan yang salah. Tapi ya gitu, saya tak mampu mencegah dia," tambahnya. Suliono, pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina, adalah warga Banyuwangi yang tinggal di Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, yang berjarak sekitar 80 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi. Tetangganya menilai Suliono sebagai pemuda yang santun dan memiliki suara merdu saat mengaji. (dtc)