Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penyerangan terhadap sejumlah pemuka agama di daerah akhir-akhir ini dilakukan orang yang sakit. JK memastikan penyerangan tersebut tidak dilakukan untuk kepentingan poilitik.
"Ini lebih kepada orang yang sakit. Yang satu lain lagi jiwanya bagaimana. Kalau yang bunuh ustaz di daerah itu kan sakit jiwa. Yang di Yogya Sleman kita tidak tahu kenapa itu jalan sendiri kan, ngamuk-ngamuk itu kan," kata JK di kantornya di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (13/2).
JK menyerahkan kasus penyerangan terhadap pemuka agama kepada kepolisian. Namun menurutnya tidak ada yang ingin berpolitik dengan membuat perpecahan.
"Saya kira tidak (terkait polotik). Siapa sih yang ingin berpolitik dengan membuat perpecahan? Biar polisi meneliti, menyelidiki apa yang terjadi di situ," ujarnya.
JK meminta semua pihak khususnya pemuka agama untuk lebih berhati-hati. Pemuka agama juga diminta untuk menciptakan suasana yang sejuk khususnya saat memberikan khotbah.
"Harus lebih adem berbicara memberikan dakwahnya atau khotbahnya," ucapnya.
Namun polisi nantinya harus menjelaskan bagaimana kejadian tersebut bisa dilakukan orang yang sakit.
"Bagaimana caranya, seperti itu. Atau ada orang yang jiwanya sudah kemasukan seperti itu. Saya cuma membaca yang di Yogya itu mereka mau berkeliling-keliling, itu mungkin ada keresahan dalam jiwanya. Ada ajaran yang masuk dalam pikirannya kita tidak tahu. Biar polisi nanti menjelaskan," imbuhnya.
JK memandang, jika ada politisi yang memanfaatkan isu agama dalam berpolitik sulit untuk dihindari. Dia menyebut banyak politisi yang menggunakan isu agama dalam berpolitik.
"Seperti saya katakan, kalau hanya isu saja susah dihindari. Jangankan itu, Trump menang pun mainkan isu agama," ungkapnya.
"Artinya memang dipakai orang kadang-kadang, selama itu tidak mempertentangkan silakan. Itu tidak bisa dihindari, selama tidak bisa dipertentangkan," lanjutnya.
Dia berharap politisi yang memainkan isu agama tidak membuat perpecahan yang membahayakan. Namun menurut JK, belum ada konflik besar akibat politik yang menggunakan isu agama.
"Kita belajar pengalaman selama ini tidak menimbulkan konflik besar. Kecuali kemarin di Poso, Ambon, setelah itu kan tidak," tuturnya. (dtc)