Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Sukabumi. Beredar pesan berantai yang disebar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab berisikan informasi nama-nama kyai yang menjadi sasaran kader Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam pesan itu disebut yang mengeluarkan datanya dari Polsek Cisaat Sukabumi.
Menanggapi hal itu, Kapolsek Cisaat Kompol Budi Setiana membantah keras. Akibat dari pesan yang kemudian tersebar kembali melalui media sosial (medsos), Budi mengaku mendapat telepon dari berbagai pihak.
"Itu hoax, kita akan selidiki siapa yang menyebarkan informasi tersebut. Kami tegaskan Polsek Cisaat tidak pernah mempublikasikan atau membuat data-data semacam itu, ini meresahkan," kata Budi saat dikonfirmasi detikcom di Mapolsek Cisaat, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (13/2/2018).
Menurut Budi, sudah menjadi kebiasaan polisi melaksanakan salat berjamaah, silaturahmi dan menjalin komunikasi bersama kalangan pesantren, alim ulama, ustaz dan tokoh masyarakat.
"Si penyebar ini mungkin menganggap kehadiran polisi di pesantren karena ada ancaman dari sekelompok orang ke pesantren dan sarana keagamaan lainnya atau ke ulama. Padahal tidak seperti itu. Polres Sukabumi Kota saat ini memang sudah membentuk satgas penjaga umat yang memang tujuannya untuk menangkal rasa cemas dan informasi menyesatkan. Sekaligus sudah menjadi tugas kami untuk pelayanan dan pengayoman," tuturnya.
Isi dari pesan berantai tersebut antara lain:
WASPADA!!!
Data dari polsek cisaat yg menjadi sasaran kader PKI di ponpes sunanulhuda diantaranya :
1.A haji
2.kang Ansor
3.Pa Lukman
Dst
[8/2 21.48] +62 858-6278-1xxx :
Di ponpes Almas
1.Kang aziz
2.kang Muiz
3.kang dadang
Dst
[8/2 21.49] +62 858-6278-1xxx: Di ponpes assalafiyah
1.mama
2.H.lilip
3.H.entang
Dst
punten kasadayana nyuhunkeun bantosan na kudu di jaga terus ieu keluarga ???? (Maaf ke semuanya minta bantuan harus di jaga terus ini keluarga) tulis pesan tersebut.
Polisi akan melacak siapa yang mengunggah tulisan kebohongan tersebut. "Tetap waspada, tapi jangan dibuat seolah-olah genting, polisi akan melakukan penyelidikan jika memang ada aduan atau laporan dari masyarakat. Terkait informasi itu, saya juga sudah berkomunikasi dengan kyai dan ulama dan menjelaskan jika isi tulisan itu tidak benar," ujar Budi. (dtc)