Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Pencurian uang di rekening nasabah perbankan masih marak di Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan adalah skimming atau penyalinan data dari kartu debit atau kartu kredit kemudian disalahgunakan oleh pencurinya.
Skimming adalah tindakan pencurian informasi kartu debit atau kredit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu debit atau kredit secara illegal untuk memiliki kendali atas rekening korban.
Teknik skimming dilakukan dengan cara mengggunakan alat yang ditempelkan pada slot mesin ATM (tempat memasukkan kartu ATM) dengan alat yang dikenal dengan nama skimmer.
Namun muncul teknik baru untuk pembobolan dana di mesin ATM, yakni Jackpotting ATM. Digital Forensic Analyst Ruby Alamsyah menjelaskan itu adalah pembobolan tersebut tidak langsung ke rekening pribadi nasabah.
"Jadi akan diinstal sebuah program di sistem mesin ATM baik secara jarak jauh atau secara fisik. Kan ATM punya USB port tuh, dia masukkan data dari situ," kata Ruby saat dihubungi detikFinance, Selasa (13/2/2018).
Dia menjelaskan, setelah data atau virus masuk ke sistem mesin ATM maka pembobol akan menekan tombol tertentu dan memasukkan sebuah kartu ke mesin.
"Setelah itu mesin ATM akan memuntahkan seluruh uang yang ada di dalamnya. Jadi seperti dapat jackpot, ini sudah ada di Amerika dan Eropa," jelas dia.
Ruby mengharapkan, teknik ini tidak terjadi di Indonesia. Karena ini akan menciptakan kerugian besar untuk perbankan di Indonesia. "Mudah-mudahan ini tidak terjadi ya di Indonesia, karena akan bahaya sekali. Bukan individu lagi yang rugi tapi bank nya," ujar dia. (dtc)