Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut tidak ada kaitan kejadian kekerasan terhadap ulama dan pemuka agama yang terjadi di beberapa daerah dalam beberapa waktu terakhir. Dia juga menepis keterkaitannya dengan tahun politik di Indonesia.
"Ya tadi, penyampaian ke publik. Kita komunikasi komunikasi saya komunikasi terus dengan Pak Tito (Tito Karnavian) apa yang terjadi. Tetapi dari peristiwa-peristiwa yang kebetulan media begitu gencar memberitakan, maka yang paling mudah adalah kita mencoba merangkai. oh ini ada kaitannya ini dan sebagainya, padahal tidak," kata Moeldoko di kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
"Seperti apa yg terjadi di Yogya itu murni (kejahatan), murni nggak ada kaitannya dengan yang lain," sambungnya.
Dia mencontohkan kasus kekerasan yang terjadi di Tuban bukanlah terkait kasus yang lain. Hal itu dianggap murni kriminal yang dilakukan oleh perorangan.
"Tetapi kejadiannya kebetulan beruntun. dari satu tempat ke satu tempat. Sehingga masyarakat membuat analisa seperti itu," terangnya.
Lagi-lagi Meoldoko menepis soal keterkaitan penyerangan ini dengan tahun politik di Indonesia seperti pelaksanaan Pilkada serentak dan menjelang Pilpres 2019. Menurutnya, hal itu hanya bagian dari persepsi masyarakat.
"Itu tergantung bagaimana kita mempersepsikan. kalau kejadiannya sebelumnya mungkin nggak dihitung. kan begitu. Karena kejadian berdekatan dengan pilkada, maka semuanya itu selalu dihubungkan. kalau kejadiannya kira kira tiga bulan yang lalu orang tidak begitu care, begitu kira kira," ucapnya.
Terkait dengan pelarangan ibadah kepada biksu yang terjadi beberapa waktu lalu, Moeldoko menyebut dirinya akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian.(dtc)