Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, kini telah mengembalikan lokasi keberadaan ikon mereka, yakni patung dokter Raden Pirngadi Gonggoputro ketempatnya semula, di halaman parkir depan menghadap Jalan HM Yamin, Medan. Hal ini menyangkut kebijakan baru dari rumah sakit berplat merah tersebut setelah dipimpin oleh Direkturnya yang baru.
Menanggapi ini, pengamat kesehatan Sumatera Utara (Sumut) Destanul Aulia menilai, bukan menjadi soal apakah patung dokter Raden Pirngadi Gonggoputro lokasinya berada di dalam atau di depan rumah sakit. Namun menurut dia yang terpenting adalah, bagaimana makna dari patung tersebut dapat berpengaruh positif bagi lingkungan RSUD dr Pirngadi.
"Ikon itu adalah makna dari suatu simbol. Jadi biasa memang di sebuah organisasi itu termasuk rumah sakit harus mempunyai sebuah spirit melalui ikon. Kenapa, karena itu akan menjadi eksistensi," ungkapnya kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (14/2/2018).
Malah, sambung Destanul, menurut dia, ikon dokter Pirngadi harusnya terdapat di seluruh ruangan rumah sakit tersebut. Supaya, makna filosofis dari visi sebenarnya rumah sakit milik Pemko Medan itu dapat menyentuh semua lini sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
"Jadi orang bisa lihat itu simbol apa. Dokter Pirngadi mengingatkan kita akan belas kasihan, mengedepankan masyarakat, mengesampingkan kepentingan pribadi, sehingga harus membuat Pirngadi menjadi rumah sakit terbaik di Sumut," jelasnya.
Namun sayangnya, imbuh Destanul, kini tidak semua orang paham terhadap spirit dokter Pirngadi itu. Karenanya, menurut dia, sepatutnya dapat dibuat kajian mengapa dokter Raden Pirngadi itu menjadi sebuah simbol yang penting bagi RSUD dr Pirngadi.
"Dan itu juga harus dikomunikasikan ke setiap orang. Ikonnya harus dipromosikan termasuk kepada tamu, tukang parkir, Cleaning Service, Direktur, pasien, dokter, sehingga terbangun konsep budaya yang menginspirasi," terangnya.
Apalagi, tambah Destanul, sampai sekarang, pelayanan di RSUD dr Pirngadi juga belum menunjukakan tingjat kepuasan yang baik bagi masyarakat. Ditambah lagi, rumah sakit ini dikenal sangat tinggi akan unsur politisasinya, sehingga makna sebenarnya dari ikon itu tidak bisa di dalami.
"Jadi jauhkanlah lingkungan RS Pirngadi dari politisasi. Tegaskan bahwa RS memang untuk memberikan pelayanan pada masyarakat. Sehingga siapapun harus dilayani, baik miskin ataupun kaya. Karena pelayanan adalah pelayanan bukan unsur politis. Jadi no politik," pungkasnya.
Sebelumnya, Kassubag Humas RSUD dr Pirngadi Medan Edison Peranginangin mengatakan, pemindahan patung dokter Raden Gonggoputro dilakukan karena, jika diletakkan di halaman dalam rumah sakit, patung tersebut hanya akan dapat dilihat oleh pasien, keluarga pasien, pegawai, serta para dokter rumah sakit saja. Sedangkan bila patung itu ditempakan dilokasinya yang semula, yakni menghadap jalan, akan dapat dilihat oleh seluruh khalayak ramai.
"Jadi bisa lebih ditampilkan ke khalayak. Bahwasanya, itulah Direktur pribumi pertama RSUD dr Pirngadi Medan, dokter Raden Pirngadi Gonggoputro," jelasnya.
Pemindahan ini juga, lanjut Edison, agar bila masyarakat melihat dapat menghormati sosok dokter Pirngadi. Meskipun dari aspek keindahan, diakui Edison patung tersebut sebenarnya lebih cocok untuk ditempatkan dihalaman dalam rumah sakit plat merah ini.
"Jadi tujuan dibongkar itu cuma untuk dipindah saja. Kita kan nggak paham, beda direktur beda kemauannya. Makanya kembali dipindahkan," tandasnya.