Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Johnny Darmawan menyampaikan empat persoalan yang dihadapi industri agro serta harapannya pada pemerintah.
"Kita bicara, di Kadin ada 4 yang kita harapkan, saya mengharapkan di sini terutama Agro. Agro sebetulnya kita sudah paling kaya lah," katanya dalam Focus Group Discussion di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (15/2)
Pertama, Kadin menyoroti kepastian peraturan pemerintah terkait industri ini. Dia mengatakan, pemerintah memang sudah berupaya memberikan kepastian hukum untuk mendukung indusri. Akan tetapi pihaknya menganggap belum konsisten.
"Satu, kalau bisa pemerintah konsisten terhadap peraturan. Maksudnya bahwa kalau kita mau bangun industri, sampai kelar industrinya lah, atau pendalaman-pendalaman," jelasnya.
Dalam hal ini pemerintah juga diminta lebih konsekuen. "Konsekuen maksud saya gini, sekali kita putuskan untuk industri, ya pemerintah harus memberikan mengenai misalnya insentif atau perizinan dimudahkan segala macam," lanjutnya.
Masalah kedua adalah mengenai ketersediaan bahan baku. Dalam hal ini, pihaknya tidak melihat ada keberpihakan dari pemerintah. Dia mencontohkan bahan baku plastik. Meski sudah punya industri yang menyediakan bahan baku itu, nyatanya, kata dia Indonesia masih tetap impor.
"Yang di Tuban saya lupa PT apa itu, sudah memproduksi, tinggal industrinya kita paksa suruh mengambil. Jadi beli bahan baku lokal," ujarnya.
Ketiga masalah mengenai tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Dia mengatakan pihaknya banyak yang komplain. Banyak TKDN yang diproduksi di dalam negeri dan kompetitif, namun tidak terserap optimal.
"Nah sudah beberapa kali kita menghadap, Kadin sudah bicara sama Presiden (Jokowi). Jadi ada nanti suatu Badan (yang mengurus), misalnya namanya di Jakarta (produk) A, yang diminta C. Kita lihat A sama C speknya sama. Kalau semuanya sama harusnya kita pakai A. Itu yang kepedulian terhadap TKDN," jelasnya.
"Keempat, kita mau bangun industri Kalau tidak ada SDM dan masalah teknologi. Kita ngomong industri lah sekarang. Jadi hal-hal ini yang cukup menakutkan, kayak start-up segala macam, cukup scary lah menurut kita. Padahal di Indonesia ini ada problem. Indonesia problem. Angkatan kerja itu 180 juta," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, maka perlu lebih berhati-hati dalam menciptakan iklim industri yang baik. Apalagi Indonesia kebanjiran SDM yang berlimpah.
"Nah ini uniknya di Indonesia. Jadi kita harus mikirkan industri tidak sembarangan. Kalau kita ambil industri yang otomatisasi repot," tambahnya. (dtf)