Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Bank Indonesia (BI) menyebutkan bunga kredit perbankan nasional masih memiliki ruang penurunan. Per Desember 2017 suku bunga kredit tercatat 11,3% turun 15 basis poin (bps) dibandingkan periode November 2017.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, hingga saat ini bunga kredit sudah mengalami penurunan sekitar 150 basis poin (bps) atau 1,5%.
"Kelihatan bunga kredit masih ada room atau ruang untuk penurunan," kata Perry dalam konferensi pers di gedung BI, Jakarta Pusat, Kamis (15/2).
Perry menyebutkan, saat ini bunga kredit masih tinggi misalnya di segmen kredit konsumsi masih di kisaran 12,54%. Kredit investasi 10,51% dan kredit modal kerja 10,75%.
Menurut Perry, penurunan bunga akan dikoordinasikan antara BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Jadi ini penting untuk memastikan bunga kredit agar bisa turun. Yaitu meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pendapatan lain selain bunga yaitu seperti fee base income," ujar dia.
Menurut Perry langkah ini mulai menghasilkan karena biaya tenaga kerja dan beban operasionalnya bisa ditekan dan meningkatkan fee based income.
Perry mengungkapkan, tahun ini pertumbuhan kredit diharapkan bisa lebih baik karena perbaikan ekonomi yang terus berlanjut. Karena itu, BI dalam waktu dekat akan mengeluarkan aturan terkait giro wajib minimum (GWM) averaging dan diharapkan bisa mendorong kredit atau pembiayaan, ekonomi dan pasar keuangan.
"Selain itu dengan pertumbuhan yang lebih baik maka keseimbangan stabilitas sistem keuangan dan kebijakan yang ditempuh bisa lebih optimal," imbuh dia.
Berdasarkan data BI rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan tercatat 23% dan rasio likuiditas 21,5% per Desember 2017. Non performing loan (NPL) turun jadi 2,6% secara kotor dan 1,2% secara bersih.
Periode Januari-Desember 2017, suku bunga deposito turun 65 bps dan bunga kredit 74 bps. Namun permintaan kredit belum optimal ini karena perilaku bank yang masih selektif dalam memberikan kredit baru. (dtf)