Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Irigasi Silambanua di Desa Hutagaol, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) saat ini sudah mengering. Imbasnya, petani hadapi masa sulit.
"Setetes pun air tidak lagi mengalir di irigasi ini. Padahal, tanggung jawab irigasi ini untuk mengairi lebih dari 200 hektare persawahan. Karena itu, kami sebagai petani sudah diperhadapkan berbagai masalah, khususnya kesulitan ekonomi," ujar seorang petani Horas Hutagaol, Jumat (16/2/2018), di Hutagaol, Balige.
Dia mengatakan, musim tanam tahun lalu air irigasi masih mengalirkan air walaupun debitnya tidak seperti sebelumnya. Ketinggian 45 cm keadaan normal di pintu air, tetapi kini setetes pun sudah tak mengalir.
"Terpaksa petani harus mengambil sikap, apakah mengubah lahan persawahan menjadi kebun atau menjadi lahan tidur, " sebutnya.
Senada disampaikan Jimson Hutagaol. Akibat ketiadaan debit air di irigasi menjadi ancaman bagi persawahan dengan luas lebih dari 200 hektare yang terhampar di tiga desa, yakni Desa Hutagaol, Hutabulu dan Tambunan.
"Kami sebagai petani sudah pasrah. Kemungkinan petani akan beralih menjadi buruh, " ucapnya seraya mengakui permohonan permintaan bibit jagung sudah beberapa kali diajukan kepada pemerintah setempat tapi belum pernah didapat.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas PUPR melalui Kabid Pengairan Piter Pangaribuan mengakui bahwa Irigasi Silambanua saat ini memang sedang mengalami masalah berkurangnya debit air. Soal sama sekali tidak ada air ia baru mengetahuinya.
"Saya coba akan chek dulu nanti, " katanya singkat.
Saluran irigasi Silambanua di Desa Hutagaol Balige yang dulunya ketinggian 45 cm di pintu air kini sudah mengering sekaligus ancaman bagi petani. (tumbur tumanggor)