Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Washington DC. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berupaya menjadi penghibur publik saat berpidato menanggapi penembakan brutal di sekolah Florida yang menewaskan 17 orang. Namun Trump dianggap mengalihkan perdebatan yang marak soal pembatasan senjata api ke masalah penyakit mental.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Jumat (16/2), sehari setelah perdebatan soal pembatasan senjata api marak di AS, Trump memberikan pernyataan lengkap menanggapi penembakan brutal di Florida. Trump berjanji akan membuat sekolah lebih aman dan mengatasi penyakit mental.
Trump yang memiliki anak bungsu yang masih berusia 11 tahun ini, berusaha menghibur anak-anak AS dengan pesan berbunyi kalian 'tidak pernah sendirian dan tidak akan pernah'. "Kalian memiliki orang-orang yang peduli terhadap kalian, yang menyayangi kalian, dan yang akan melakukan apapun untuk melindungi kalian," ucap Trump dalam pidato di Diplomatic Reception Room di Gedung Putih pada Kamis (15/2) waktu setempat.
Pelaku penembakan, Nikolas Cruz (19), memakai senapan serbu semiotomatis AR-15 dalam aksinya pada Rabu (14/2) waktu setempat. Disebutkan otoritas Florida bahwa senapan itu dibeli Cruz secara legal dari agen senjata yang memiliki izin, Sunrise Tactical Supply, di Coral Springs, Florida.
Setiap kali penembakan brutal terjadi, kalangan Partai Demokrat selalu menekankan pentingnya aturan hukum soal pembatasan atau pengetatan senjata api. Namun Trump sama sekali tidak membahas hal itu dalam pidatonya ini.
Trump malah menjanjikan akan menjadikan keamanan sekolah sebagai prioritas utama saat bertemu dengan para Gubernur dan Jaksa Agung negara bagian akhir bulan ini. "Kita juga harus bekerja bersama untuk menciptakan budaya di negara kita yang mencakup martabat kehidupan, menciptakan hubungan antar manusia yang dalam dan berarti," ujar Trump.
Dia kembali mendorong anak-anak yang merasa takut atau sendirian untuk meminta bantuan warga dewasa yang bisa dipercaya. "Kami ada di sini untuk kalian, apapun yang kalian butuhkan, apapun akan kami lakukan untuk meredakan sakit kalian," imbuh Trump.
"Kita berkomitmen untuk bekerja bersama pemimpin lokal dan negara bagian untuk membantu mengamankan sekolah-sekolah kita dan menangkal isu-isu sulit soal kesehatan mental," tegasnya. "Tidak cukup hanya mengambil tindakan yang membuat kita merasa kita membuat perbedaan. Kita harus sungguh-sungguh membuat perbedaan itu," tambah Trump.
Sikap Trump yang menentang keras aturan untuk membatasi senjata api, membuatnya sulit menawarkan solusi dalam situasi saat ini. Trump menjadi Presiden pertama AS yang menjamu bos NRA, kelompok industri senjata api yang berpengaruh dalam perpolitikan AS, di Gedung Putih.
Para penentang pembatasan senjata api, biasanya mengalihkan perdebatan ke motif dan kesehatan mental dari para pelaku penembakan. Itulah yang dilakukan Trump saat ini. Dia fokus membahas kesehatan mental dan meningkatkan keamanan sekolah, namun bungkam soal aturan senjata api.
Selain memberikan pidato yang kurang tegas, Trump juga menyampaikan ungkapan simbolis, memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di gedung-gedung pemerintahan AS, instalasi militer dan gedung kedutaan AS di berbagai negara. (dtc)