Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantauprapat. Sejumlah kasus dugaan pembunuhan dan penganiayaan yang terjadi di wilayah hukum Mapolres Labuhanbatu hingga kini masih belum terungkap. Motif serta pelakunya masih misterius.
Menyikapi kondisi ini, Ind Police Watch (IPW) menyorotinya dan menilai akan menjadi preseden di tengah masyarakat.
Demikian dikatakan Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam rilis persnya, Jumat (16/2/2018) yang diterima. "Melihat data ini kita patut prihatin," ujar Neta.
Sebab, dari 4 kasus pembunuhan dan penganiayaan yang ada, 3 diantara korban adalah perempuan dan 3 kasus masih belum terungkap.
"Artinya jajaran Polres Labuhanbatu harus mau menyadari bahwa daerahnya ikut memberi kontribusi bagi maraknya kasus pembunuhan terhadap perempuan di sepanjang tahun 2017 maupun Januari 2018," ungkapnya seraya mengatakan di 2017 di Indonesia ada 124 perempuan terbunuh.
Angka ini kian meningkat jika melihat data Januari 2018 ada 30 perempuan terbunuh di seluruh Indonesia. Jika Mapolres Labuhanbatu tidak kunjung berhasil mengungkap kasus pembunuhan, terutama terhadap perempuan di wilayahnya, lanjut Neta ini akan menjadi preseden yang bisa ditiru pihak lain.
"Toh mereka melihat polisi di Labuhanbatu tidak serius dan tidak mampu mengungkap kasus pembunuhan terhadap perempuan. Sehingga pelaku selalu merasa aman," ulasnya.
Bukan mustahil, imbuh Neta akan muncul aksi peniruan karena pelaku maupun calon pelaku merasa aman dan tidak diburu polisi. Jika tren itu terjadi masyarakat akan resah. Sebab itu, untuk menekan angka kriminal di sebuah daerah, sebisa mungkin polisi setempat harus berhasil mengungkapnya. Sehingga muncul efek jera dan kasus tersebut tidak ditiru pihak lain.
Keberhasilan mengungkap sebuah kasus kejahatan tidak hanya sekadar prestasi buat polisi. Tapi juga bisa menumbuhkan kepercayaan publik pada polisi. Sebaliknya, kata Neta, jika Polres Labuhanbatu tidak berhasil mengungkap sejumlah kasus pembunuhan, publik tidak hanya memandang sebelah mata pada polisi. Tapi juga membuat masyarakat merasa teror karena pelakunya msh gentayangan.
"Selain itu bukan mustahil Kapolresnya akan dievaluasi Mabes Polri. Karena dianggap tidak mampu," tandasnya.
Catatan media, sejumlah kasus dugaan pembunuhan yang terjadi dan belum terungkap di Wilkum Polres Labuhanbatu, diantaranya Sesosok mayat Mr X ditemukan di dalam parit pinggir jalan lintas Sumatera perkebunan PTPN3 Sisumut, Desa Sisumut, Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sabtu (4/11/2017) lalu.
Kemudian, penemuan sesosok mayat Mr X di pinggir pantai dekat Tangkahan BKR di Dusun Bangun Horas Desa Tanjung Mangedar Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhanbatu Utara, Selasa (7/11/2018) lalu.
Kemudian, kasus dugaan pembunuhan Siti Nurhasanah Sipahutar, 10, warga Dusun Andarsoit Desa Sibito kecamatan Aek Natas (Labura). Kasus dugaan perampok dan perkosaan Gadis (16), warga Kecamatan Bila Hulu, Kabupaten Labuhanbatu oleh 4 orang yang tidak dikenalnya.
Kemudian, satu kasus dugaan pembunuhan terungkap, setelah tersangka pelaku pembunuhan korban Sisa Lestari (19) warga Desa Londut, Kualuh Hulu, Labura menyerahkan diri ke Mapolres Tapsel.
Sementara itu, pihak Mapolres Labuhanbatu sendiri mengaku masih terus melakukan proses pengungkapan sejumlah kasus tersebut.
"Kan masih dalam penyelidikan. Kasusnya belum terungkap, jadi masih proses pengungkapan," ujar Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido S melalui Kasubag Humas AKP Viktor Sibarani melalui ponsel pribadinya.