Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Eropa harus bisa berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) dalam hal militer. Prancis dan Jerman mengatakan hal ini saat mereka membuat pakta pertahanan Uni Eropa yang baru, membikin Washington geregetan.
Dilansir AFP, Sabtu (17/2), Prancis dan Jerman menunjukkan sikapnya itu pada Jumat (16/2) waktu setempat. Pada sambutan pembukaan di Konferensi Keamanan Munich, Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly dan rekan Jerman-nya, Urusla von der Leyen, mengatakan rencana Uni Eropa tak akan mengancam NATO.
Namun mereka menekankan bahwa Uni Eropa butuh "otonomi" untuk merespons ancaman keamanan, bahkan kebutuhan itu perlu terwujud pada saat mereka menyokong komitmen NATO.
"Ketika kita terancam di lingkungan kita sendiri, khususnya di selatan, kita harus mampu merespons, bahkan ketika Amerika Serikat atau aliansi (NATO) tak mau terlalu terlibat," kata Parly.
Von der Leyen juga menyatakan sikap kritisnya kepada Washington agar memotong bantuan dan anggaran diplomasi saja, mengingatkan "teman Amerika kita" bahwa mereka punya "komitmen berharga melampaui faktor militer".
Pada Desember lalu, Uni Eropa mengumumkan kerjasama struktur permanen pada keseapakatan soal pertahanan, disebut sebagai PESCO, diteken oleh 25 anggota Uni Eropa. Tujuan kerjasama ini untuk mengembangkan peralatan militer dan memperbaiki kerjasama serta pengambilan keputusan.
Pejabat senior Amerika Serikat meragukan kerjaan Uni Eropa itu. AS khawatir kerjasama Uni Eropa itu bakal menjadikan Eropa sebagai kawasan produsen peralatan militer yang "proteksionis" dalam satu payung, menarik sumber daya menjauh dari NATO.
Sekretaris Jenderal Nato Jens Stoltenberg secara berhati-hati menerima usaha Uni Eropa untuk meningkatkan inisiatif pertahanannya. Namun dia memperingatkan agar langkah ini tak merusak aliansi transatlantik atau menduplikasi aliansi itu.
Menghalau semua perhatian itu, Parly mengatakan "semua yang coba mengatakan apakah Uni Eropa atau Nato: itu adalah debat yang salah".
Namun negara-negara Uni Eropa harus siap untuk bertindak "tanpa minta pendapat Amerika Serikat untuk membantu, tanpa bertanya kepada mereka (AS) untuk mengalihkan kemampuan ISR (intelijen, mata-mata, dan pengintaian) atau pasokan pesawat dari misi-misi lain," kata dia.
Von der Leyen setuju bahwa membangun otonomi militer Eropa adalah cocok untk menopang NATO. "Ini adalah tentang Eropa yang juga bisa menambah kemampuan secara militer sehingga bisa menjadi lebih mandiri dan mengemban tanggung jawab yang lebih--juga di dalam NATO," imbuhnya.(dtc)