Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sejumlah petani sawit di Indonesia, termasuk empat orang yang tergabung dalam Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) dan Koperasi SAMADE, untuk mengikuti program pelatihan para pelatih atau training of trainers (ToT) di di Hotel Grand Savero Bogor, Provinsi Jawa Barat. Ini membuktikan SAMADE semakin dikenal luas.
"Bagi SAMADE dan pengurus Koperasi SAMADE, undangan dari RSPO ini merupakan sebuah apresiasi yang patut disyukuri dan harus bisa diambil pelajaran dari ToT ini," kata Ketua Koperasi SAMADE Teguh Kurniawan SP melalui handphone didampingi sejumlah petani sawit dari SAMADE kepada Medanbisnisdaily.com, Senin (19/2/2018) sore.
Ia menyebutkan, selain dirinya, yang ikut pelatihan ini dari SAMADE adalah Muchtar S Sinaga SP MM (Sekretaris Koperasi SAMADE), Kawas Tarigan selaku Ketua DPW Asosiasi SAMADE Riau, dan Rizky selaku utusan dari DPP SAMADE.
"Jadi, RSPO ini memiliki program pembinaan terhadap petani sawit, namanya Smallholders Program. Nah, Smallholders Program Executive-Indonesia Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) ini yang mengundang kami," Teguh menambahkan.
Sementara itu Kawas Tarigan melihat positif pelatihan ini. Sebab, jumlah dan peranan petani kelapa sawit, baik petani plasma maupun petani swadaya, semakin besar dari waktu ke waktu. Di SAMADE, baik tingkat pusat atau pun provinsi dan kabupaten, Kawas melihat perkembangan serupa juga terjadi.
Kawas mengatakan situasi ini bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Karena itu ia melihat nilai pentingnya ToT dari pihak RSPO ini diyakini mampu membuat SAMADE membuat langkah sistematis guna mengarahkan para petani sawit untuk menghasilkan tandan buah segar (TBS) secara berkelanjutan.
"Dengan jumlah petani yang semakin banyak maka diperlukan tenaga pelatih dan pendamping petani dalam persiapan sertifikasi semakin besar pula. Nah, inilah arti penting RSPO dalam melakukan pelatihan pelatih petani (TOT) tahap ketujuh ini," kata Kawas.
Sekretaris Koperasi SAMADE Muchtar Sinaga menambahkan, ada pun kandidat yang menjadi target peserta utama adalah calon-calon manajer kelompok, LSM, atau kelompok-kelompok yang aktif mendampingi petani sawit, perwakilan koperasi petani/ketua kelompok petani, dan perusahaan perkebunan besar yang menerima TBS dari petani swadaya.
Kata Muchtar, kegiatan ini adalah salah satu upaya RSPO untuk mempersiapkan petani agar dapat disertifikasi, dan segala biaya akomodasi dan transportasi ditanggung oleh Panitia.
"Para calon manajer kelompok atau pelatih atau pendamping petani sawit ini dipersiapakan untuk proses sertifikasi produksi minyak sawit berkelanjutan RSPO. Jumlah peserta sangat terbatas dari seluruh Indonesia," kata Muchtar.
Pihaknya berharap dengan adanya ToT ini dapat bermanfaat bagi para anggota Koperasi SAMADE yang ribuan anggotanya terdiri dari para petani kelapa sawit di seluruh Indonesia. Dengan demikian, sambung Muchtar, petani sawit akan lebih memahami petani sawit yang berkelanjutan.
Kata Muchtar, melalui sertifikasi para petani kelapa sawit dapat mengupayakan peningkatan produktivitas dan membuka peluang dalam mencapai pasar internasional.
"Para petani kelapa sawit juga dapat mengurangi dampak negatif kegiatan mereka terhadap ekosistem, sembari meningkatkan kesejahteraan mereka," kata Muchtar.
Sebab, Teguh Kurniawan menimpali, jutaan petani kelapa sawit, baik swadaya maupun plasma, termasuk yang tergabung dalam Asosiasi SAMADE, terlibat dalam sektor minyak sawit global.
Angka ini, kata dia, mewakili porsi yang signifikan dari produksi global. Namun banyak di antara petani sawit yang menghadapi berbagai keterbatasan.
"Salahsatunya terkait pendanaan untuk menerapkan kegiatan yang dapat meningkatkan produktivitas petani dan juga membuka akses terhadap pasar internasional," tegas Teguh Kurniawan.