Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Lamongan - Pelaku penyerangan terhadap pengasuh Ponpes Karangasem, Paciran, Lamongan, KH Hakam Mubarok, menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Bhayangkara Surabaya. Polisi diminta mengusut tuntas kasus penyerangan tersebut.
Sebaliknya, jika memang dalam pemeriksaan kondisi kejiwaan pelaku penyerangan dinyatakan gila, maka pelaku harus dibebaskan.
"Kalau memang pemeriksaan medis dinyatakan gila, kami rela untuk dilepaskan. Tapi kalau berdasarkan pemeriksaan dinyatakan tidak gila, maka kasus ini harus dilanjutkan dan dituntaskan," kata Kiai Hakam Mubarok usai menerima Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin di kompleks Ponpes Karangasem Paciran, Senin (19/2/2018).
Dia mengaku meski sudah diserang pelaku, namun tidak ada anggapan atau perasaan diteror siapapun. Justru dirinya lari karena takut dengan orang gila.
"Kami lari itu karena takut dengan orang gila. Karena lari, saya luka lecet di lutut kanan dan di tangan kanan saya," kata Mubarok sambil menunjuk lukanya.
Seorang pria yang sedang tidur menjelang salat dhuhur dibangunkan pengurus ponpes. Namun pria tak dikenal itu enggan menuruti permintaan Kiai Hakam. Meski sarungnya diseret, ia menolak pindah. Kemudian ia berdiri dan menantang. Pria itu dan Kiai Hakam sempat beradu otot. Namun beruntung, tak ada yang kena pukulan.
"Setelah saya suruh (bangun) nggak mau, saya seret sarungnya, masih nggak mau. Kemudian dia punya jajan, punya makanan, saya buang. Langsung dia berdiri dan menantang saya," ujarnya.
"Ayo saya berani gelut (berjelahi). Saua berani berkelahi. Nggak wedi karo awakmu (nggak takut dengan kamu)," ujar Kiai Hakam menirukan pernyataan dari orang tak dikenal itu dalam video yang diterima detikcom. dtc