Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Sleman. Sebanyak 127 umat Gereja Katolik Santa Lidwina Bedog, Kecamatan Gamping, Sleman masih menjalani trauma healing pasca aksi penyerangan oleh pelaku Suliono menggunakan senjata tajam saat pelaksanaan misa, Minggu (11/2/2018).
"Kami telah membentuk tim trauma healing, menangani 6 orang korban fisik dan 127 orang korban psikis," kata Ketua Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan Keuskupan Agung Semarang, Rm. Fx. Endra Wijayanto, saat jumpa pers di Gereja Lidwina, Senin (19/2).
Tim trauma healing dibentuk yang salah satu tugasnya memulihkan kondisi psikis para umat yang menjadi korban secara langsung maupun umat lain yang melihat langsung peristiwa penyerangan.
Diketahui, umat Gereja Lidwina diserang oleh Suliono (23) bersenjatakan pedang saat pelaksanaan misa pada Minggu (11/2) pagi. Enam orang terluka termasuk Romo Prier yang tengah memimpin jalannya misa. Suliono berhasil dilumpuhkan oleh polisi dan kini diproses oleh Densus 88.
Terkait perkembangan penanganan peristiwa penyerangan, Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan rasa solidaritas. Pihak-pihak tersebut telah mampu mengubah peristiwa duka menjadi pengalaman berkat yang memperbarui semangat persaudaraan, kesatuan, keberagaman, dan perdamaian dalam hidup berbangsa.
"Melalui tim advokasi, kami percaya dan mendukung serta siap bekerja sama dengan penegak hukum untuk menuntaskan kasus ini secara profesional dan bebas dari intervensi," jelas Endra.
Selain itu, lanjutnya, pihak gereja meyakini negara mampu memberikan perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia, serta berharap dan berpartisipasi agar aksi kekerasan tidak lagi menodai kebebasan beragama.
"Bersama semua pihak yang berkehendak baik, gereja senantiasa melibatkan diri dalam mengembangkan perdamaian, keberagaman, persatuan, dan kesejahteraan bangsa Indonesia," pungkasnya. (dtc)