Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Surabaya. Pria penyerang Kiai Hakam Mubarok, pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem, Paciran, Kabupaten Lamongan, belum diketahiui identitasnya. Ia sempat diperiksa penyidik Satreskrim Polres Lamongan. Jawabannya terkesan asal-asalan.
Pelaku berulang kali menyebut kata 'Lemahbang Kulon'. Lemahbang adalah salah satu desa di Ngimbang, Lamongan. Namun jika ditambah dengan kata Kulon, maka itu (Lemahbang Kulon) adalah salah satu desa di Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi.
Tidak jelas mana daerah yang dimaksud. Saat ditanya, nama bapak, dia menyebut 'Klewar'. Sedangkan saat ditanya nama, ia menjawab Paijo.
"Pelaku berulang kali menyebutkan nama bapaknya 'Klewar'. Rumahnya 'Lemahbang Kulon'. Namanya 'Paijo'. Namanya 'Gana Kriana'," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Senin (19/2/2018). Penyidik tengah menganalisa jawaban tersebut.
Penyerang Kiai Hakam sebelumnya juga sempat menyebut dirinya bernama Paijo dan berasal dari Turki.
Namun berdasarkan koordinasi lintas polres, diketahui pelaku berasal dari Cirebon. Penyidik Polres Cirebon udah menemui orang tua pelaku. Dengan memperlihatkan foto Mr X, pelaku penyerangan Kiai Hakam, yang diamankan Polres Lamongan, seorang warga Dusun Lemahabang Kulon, Kabupaten Cirebon membenarkan pelaku adalah anak kandungnya.
Pelaku berinisial NT dan lahir di Cirebon 23 November 1994. Dia tak tamat SMP, hanya sampai kelas 2 SMP di Sindanglaut, Lemahabang, Cirebon. "Foto itu dibenarkan oleh orang tuanya," ujar Barung.
Barung mengatakan, dari keterangan orang tuanya, pelaku memiliki ciri-ciri khusus atau tanda lahir.
"Ada ciri-ciri khusus di tangan kiri dekat ketiak itu ada seperti tompel atau tanda lahir," jelasnya.NT menyerang Kiai Hakam pada Minggu (18/2). Dia ditengarai mengalami gangguan jiwa. Karena itu kini diperiksa di RS Bhayangkara Polda Jatim.
(dtc)