Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengisyaratkan dukungan terhadap peningkatan pemeriksaan latar belakang untuk para pembeli senjata api. Hal ini disampaikan setelah kritikan menghujani Trump yang dituding tidak sensitif saat berkomentar soal penembakan brutal Florida.
Pelaku penembakan brutal itu, Nikolas Cruz (19), mulai disidang pada Senin (19/2) waktu setempat atas 17 dakwaan pembunuhan berencana. Cruz yang mengenakan seragam tahanan warna merah, terus menundukkan kepala selama sidang prosedural digelar di Fort Lauderdale, Florida.
Penembakan brutal yang dilakukan Cruz di bekas sekolahnya, Marjory Stoneman Douglas High School, Parkland, Florida pekan lalu memicu protes dan seruan untuk mengubah aturan kepemilikan senjata api di AS.
Diketahui bahwa Cruz membeli senapan semi-otomatis AR-15, yang digunakan dalam penembakan itu, secara legal di Florida. Sejumlah petunjuk dan pertanda juga muncul namun otoritas AS gagal menindaklanjutinya.
Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP, Selasa (20/2), Gedung Putih mengindikasikan bahwa Trump mendukung proposal bipartisan yang mengatur pelaporan lebih cepat pada database pelanggaran hukum nasional, yang nantinya mampu melarang seseorang untuk membeli senjata api.
"Sementara pembahasan masih berlangsung dan revisi tengah dipertimbangkan, presiden suportif terhadap upaya-upaya untuk meningkatkan sistem federal pemeriksaan latar belakang," tutur juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, dalam pernyataannya.
Terlepas dari itu, legislasi ini tidak mencakup soal aturan perizinan senjata yang lebih luas dan menjadi perdebatan di AS. Isu itu seringkali dikaitkan dengan Amandemen Kedua Konstitusi AS yang melindungi hak warga negara AS untuk menggunakan senjata api.
Usai penembakan brutal di sekolah Florida, Trump hanya berkomentar sedikit soal aturan senjata api. Dia malah lebih fokus pada isu kesehatan mental si pelaku. Kemudian usai penembakan brutal di Las Vegas menewaskan 58 orang pada Oktober 2017, Trump hanya berkata 'kita akan membahas soal aturan senjata api seiring berjalannya waktu'.(dtc).