Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Salah satu bekisting pierhead di proyek jalan tol Becakayu pagi ini ambruk dan membuat sejumlah pekerja konstruksi di lokasi tersebut luka parah. Terkait hal tersebut, pihak PT Waskita Karya (Persero) menyampaikan permohonan maaf.
"Kami minta maaf. Kepada keluarga korban juga kami mohon maaf," kata Kepala Divisi III PT Waskita Karya (Persero) Tbk Dono Parwoto saat paparan media terkait kecelakaan konstruksi pagi tadi.
Ia menjelaskan, bahwa kejadian pagi tadi, bagian yang ambruk adalah bekisting pier head atau besi penyangga cetakan cor kepala tiang beton.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dengan lokasi kejadian di dekat Gerbang Tol Kebon Nanas, Jakarta Timur. Sebuah bekisting pierhead ambruk. Akibatnya 7 orang mengalami luka-luka.
Sekedar tahu, proyek jalan tol layang yang memiliki panjang 21,5 km itu sebelumnya pernah mangkrak selama 22 tahun, sebelum akhirnya digarap oleh Waskita.
Pada Januari 2015 proyek Jalan Tol Becakayu kembali dilanjutkan setelah mangkrak sejak 1998. Proyek jalan tol penghubung Bekasi-Jakarta itu sebelumnya digagas sejak zaman Presiden Soeharto di 1995.
Rencana pembangunan jalan tol tersebut digulirkan dengan tujuan mengurangi kemacetan di jalur Bekasi-Jakarta. Pada 1996, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga yang merupakan patungan empat perusahaan yakni PT Tirtobumi Prakarsatama, PT Citra Mandiri Sukses Sejati, PT Indadi Utama (Indadi), dan PT Remaja Bangun Kencana.
Namun saat Indonesia didera krisis moneter pada 1998 proyek ini ikut terkena imbasnya. Akhirnya proyek ini hanya menghasilkan tiang-tiang pancang yang kini telah usang.
Barulah pada 2013 Kementerian Pekerjaan Umum (PU), menggelontorkan dana Rp 350 miliar untuk membantu proses pembebasan lahan tol Becakayu. Kemudian pada Oktober 2014, PT Waskita Karya lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) mengambil alih sebagian besar saham Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau pengelola Jalan Tol Becakayu PT Kresna Kusuma Dyandra Marga. (dtf)