Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta para camat dan kepala desa untuk memperkuat sinergi guna menyempurnakan sistem aplikasi kemiskinan terintegrasi baru yang mereka persiapkan.
Sinergi ini dibutuhkan untuk memvalidasi data warga miskin yang diperlukan untuk aplikasi yang diberi nama 'Jalin Kasih' tersebut.
Aplikasi ini berisi data digital dari seluruh problem kemiskinan yang ada di Banyuwangi dengan sangat terinci dan berbasis geospasial.
"Camat dan kades segera mengakurasikan data-data penduduk miskin. Karena aplikasi ini nanti bisa mengelompokkan warga berdasarkan program pengentasan kemiskinan yang sesuai untuk masing-masing individu, jadi sangat rinci sesuai kebutuhan individu, bukan data gelondongan kemiskinan," kata Anas saat forum bersama camat di Kantor Bupati, Selasa (20/2/2018).
Diterangkan Anas, di dalam aplikasi ini, data penduduk miskin dikelompokkan berdasarkan program pengentasan kemiskinan yang sesuai untuk masing-masing individu, mulai dari pendidikan, kesehatan, kelayakan rumah, hingga pemenuhan gizi.
"Jadi kita tahu, warga A butuh apa, warga B butuh apa. Bukan semua diberi sembako, misalnya. Di aplikasi itu kita buka partisipasi publik, siapapun dan darimanapun di seluruh Indonesia bahkan dunia, bisa membantu mengatasi kemiskinan di Banyuwangi dengan intervensi langsung ke individu, jadi lebih efektif," ujarnya.
Di samping itu, Anas juga meminta para camat giat berinovasi meningkatkan pelayanan publik ke warga desa. Meski Indeks Desa Membangun (IDM) Banyuwangi terus meningkat, Anas berharap berbagai indikator peningkatan kinerja di desa terus dipacu.
"Kita bersyukur beberapa capaian indikator pembangunan Banyuwangi sudah cukup baik. Tapi tidak boleh berhenti. Camat perlu lebih aktif, sinergi dengan kepala desa, tingkatkan pelayanan publik. Jalankan program-program inovatif, lakukan terobosan," pinta Anas.
Berdasarkan kriteria Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT), IDM Banyuwangi dilaporkan terus meningkat. Saat ini peringkat IDM Banyuwangi bahkan berada di posisi tertinggi kedua di Jawa Timur.
IDM dikembangkan oleh Kemendes PDT untuk memetakan tingkat kesejahteraan desa dengan menggunakan lebih dari 50 indikator semisal pendidikan, kesehatan, modal sosial, permukiman, hingga ekonomi.Banyuwangi juga berhasil meningkatkan status 'desa maju' menjadi 134 desa (2016) dari yang sebelumnya hanya 40 desa (2010) dan jumlah desa tertinggal menjadi hanya tinggal satu desa saja. (dtc)