Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Dunia konstruksi dan infrastruktur tanah air tengah mendapat sorotan besar. Maraknya kecelakaan konstruksi di sejumlah proyek infrastruktur di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi perhatian utama berbagai pihak.
Pakar Konstruksi dan Teknik Sipil dari Universitas Indonesia, Sabrun Jamil Amperawan mengatakan ada dua hal besar yang patut menjadi sorotan terkait maraknya insiden kecelakaan konstruksi di proyek infrastruktur.
Pertama adalah aspek material. Menurut Sabrun, ada hal-hal berkaitan kualitas material yang sangat berpengaruh terhadap kualitas konstruksi infrastruktur secara keseluruhan.
"Dalam konstruksi itu, ada yang bisa dipercepat, ada yang tidak bisa. Yang tidak bisa dipercepat terutama yang berkaitan dengan material," kata dia saat berbincang santai melalui sambungan telpon, Rabu (21/2).
Kualitas material, ia mencontohkan, adalah seperti usia pengeringan beton.
"Secara fisik mungkin terlihat sama. Tapi beton kalau usianya belum cukup, kualitasnya juga akan lebih rendah. Idealnya, coran beton itu bisa kering sempurna di usia 28 hari. Bisa dipercepat paling menjadi 14 hari. Lebih rendah dari itu, perlu dipertanyakan kualitasnya," sebut dia.
Percepatan proses pengeringan beton, sebenarnya bisa dibantu dengan mencampurkan cairan kimia. Namun perlu menjadi catatan, pencampuran cairan kimia ini harus mendapat pengawasan ketat berkaitan dengan volume penggunaannya.
Sedikit saja takaran cairan kimia dikurangi, maka kualitas beton yang dihasilkan juga bisa menurun.
"Karena cairan kimia itu kan nggak kelihatan sudah dicampur atau belum. Bisa saja takarannya 5 kg, tapi karena nggak diawasi yang dipakai cuma 2 kg. Kita nggak tahu itu makanya butuh pengawasan di prosesnya," papar dia.
Masalah kedua yang perlu disoroti adalah masalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Terkait SDM atau tenaga kerja, aspek yang perlu mendapat perhatian meliputi banyak hal dari mulai keterampilan, sertifikasi hingga kualitas kesehatan.
"Saya nggak yakin semua itu dikerjakan dengan benar. Karena yang banyak kejadian sekarang, proyek dipercepat, pekerja ditambah, tapi nggak pernah ditanya pekerjanya punya keterampilan nggak? Sudah disertifikasi belum? Kondisi kesehatannya diperiksa nggak sebelum kerja? Dan seterusnya," sebut dia.
Padahal, sambung dia, kualitas SDM sangat berpengaruh pada kualitas konstruksi infrastruktur yang dikerjakan.
"Ini harus mendapat perhatian serius," Tandas dia.(dtf)