Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Peristiwa penyerangan terhadap tokoh agama terjadi di beberapa tempat dan dilakukan orang yang diduga gila. Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia I (Sumatera dan Jawa) partai Golkar, Nusron Wahid menduga ada aktor intelektual yang sebenarnya dibalik peristiwa itu.
"Penyerangan ulama, kami mohon polisi untuk segera mengusut secara tuntas aktor dan dalangnya. Kami tidak yakin kejadian ini kejadian yang terjadi tiba-tiba begitu saja. Pasti ada aktor intelektual atau dalang yang melakukannya," kata Nusron di Restoran Batik Kuring, di SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2018).
Nusron mengatakan tidak mungkin ada peristiwa penyerangan terhadap ulama yang dilakukan oleh orang gila secara serentak di beberapa tempat. Ia menduga ada orang yang menunggangi dengan tujuan politik.
"Tidak mungkin orang gila tanda petik kok tiba-tiba secara serentak melakukan penyerangan kepada ulama itu secara simultan dan berbarengan dimana mana. Ini pasti ada desainer-nya ada tanda petik orang gila tanda petik yang menggerakkan orang gila untuk tujuan yang gila. Pasti ada yang mendesain, menunggangi, dan pasti tujuannnya politik," sambungnya.
Ia menduga peristiwa penyerangan itu untuk menurunkan citra polisi dan menciptakan isu polisi tidak berkompeten menangani kasus tersebut. Kedua, ia menduga ada upaya penciptaan pembentukan persepsi pemerintah tidak dapat melindungi warganya.
"Tujuannya ada dua pertama mencitrakan polisi tidak berkompeten atau inkompetensi polisi, yang kedua membentuk opini dan persepsi kepada pemerintah. Bahwa pemerintah tidak mampu menciptakan perlindungan dan rasa aman bagi WNI," kata Nusron.
"Pasti ada unsur politiknya maka harus di usut secara tuntas. Makanya kami minta polisi harus cari dalangnya sampai tuntas," sambungnya.
Ia menyebut polisi harus bekerja cepat mencari bukti dan membongkar aktor intelektual. Serta melakukan upaya pencegahan.
"Inilah intelijen harus bergerak cepat. Bukti-bukti kan material pasti susah tapi intelijen itu harus aktif karena sifatnya itu preemtif," ujarnya. (dtc)