Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk saat ini sedang menghadapi masa-masa sulit. Sejumlah rasio keuangan bank syariah pertama di Indonesia ini tak cemerlang sejak beberapa tahun lalu.
Mengutip laporan keuangan perseroan, periode September 2017 kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) Muamalat tercatat 11,58% turun dibandingkan periode September 2016 12,75%.
Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif tercatat 4,17%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2016 3,8%. Sedangkan aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 3,91% meningkat dibanding September 2016 3,83%.
Sementara itu cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif tercatat 2,62% turun dibandingkan periode September 2016 4,27%.
Rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) secara gross tercatat 4,54% meningkat dibanding 2016 4,43%. Sementara secara net 3,07% naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 1,92%.
Beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) perseroan mendekati 100% yakni 98,1% lebih rendah dibandingkan periode tahun sebelumnya 98,89%. Kemudian financing to deposit ratio atau rasio pendanaan terhadap pembiayaan yang disalurkan adalah 86,14% turun dibanding September 2017 96,4%.
Total aset Bank Muamalat per September 2017 sebesar Rp 57,71 triliun tumbuh 3,46% dibanding September 2016 Rp 55,78 triliun. Laba bersih tahun berjalan tercatat Rp 34,17 miliar lebih rendah dibandingkan periode September 2016 Rp 37,95 miliar.
Namun jika ditambahkan dengan keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual sebesar Rp 10,89 miliar. Maka, laba komprehensif perseroan mencapai Rp 45,05 miliar tumbuh dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 41,41 miliar.(dtf)