Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Berlin. Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk pembunuhan warga sipil di Suriah. Pemerintah Jerman akan melakukan kontak dengan Rusia untuk menghentikan kekerasan tersebut.
Hal ini disampaikan Merkel terkait serangan-serangan rezim Suriah di Ghouta Timur, kawasan di pinggiran Damaskus, Suriah yang menewaskan ratusan warga sipil.
"Apa yang kita lihat saat ini, peristiwa-peristiwa mengerikan di Suriah, rezim yang bukan hanya memerangi para teroris, namun juga rakyatnya sendiri, pembunuhan anak-anak, penghancuran rumah sakit, semua ini adalah pembantaian yang harus dikutuk," tegas Merkel seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (22/2/2018).
Merkel mengatakan, pemerintahnya akan membahas perang di Suriah dengan pemerintah Rusia. "Kita harus melakukan segala upaya yang kita bisa sehingga pembantaian ini berakhir," imbuh pemimpin Jerman itu.
Dikuasai oleh pemberontak sejak tahun 2012, Ghouta Timur merupakan kantong terakhir yang dikuasai oposisi di sekitar Damaskus. Presiden Suriah Bashar al-Assad telah mengerahkan pasukan tambahan sebagai upaya untuk merebut kembali wilayah tersebut.
Awal bulan ini, pasukan pemerintah Suriah melancarkan serangan-serangan udara selama lima hari di Ghouta Timur, yang dilaporkan menewaskan sekitar 250 warga sipil dan melukai ratusan orang lainnya. Kemudian setelah berhari-hari tenang, pemerintah kembali menembakkan roket-roket ke Ghouta Timur pada Minggu (18/2) waktu setempat.
Rekaman video memperlihatkan intensitas serangan militer Suriah sejak hari Minggu (18/2). Helikopter-helikopter militer terbang rendah dan menjatuhkan bom ke sejumlah titik. Serangan pasukan pemerintah pada hari Minggu itu menewaskan tak kurang dari 176 orang, termasuk anak-anak, yang merupakan serangan paling mematikan dalam tiga tahun terakhir.
Serangan-serangan rezim Presiden Bashar al-Assad itu terus dilakukan selama beberapa hari terakhir dan merenggut banyak korban jiwa. Menurut warga setempat, militer Suriah ikut menjadikan rumah-rumah warga sipil, sekolah dan rumah sakit sebagai sasaran serangan, termasuk enam rumah sakit bawah tanah yang selama ini merawat para korban.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menggambarkan situasi di Ghouta Timur saat ini seperti 'neraka di muka bumi'. Dalam pernyataan di depan anggota Dewan Keamanan PBB di New York, hari Rabu (21/02), Guterres menyerukan penghentian pertempuran di kawasan yang dikuasai pemberontak tersebut.
"Seruan saya kepada semua pihak yang terlibat perang adalah, hentikan pertempuran sesegera mungkin," kata Guterres.
Ia menambahkan gencatan senjata sangat penting untuk memungkinkan penyaluran bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Ghouta Timur yang terjebak konflik. Kata 'neraka' yang digunakan Sekjen PBB tersebut untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang sangat mengenaskan di kawasan ini.
Seorang warga setempat, Firas Abdullah mengatakan, "Rudal dan mortir dijatuhkan ke kami seperti hujan."
"Tak ada tempat untuk bersembunyi di Ghouta Timur ini ... kami tak bisa lepas dari mimpi buruk," ujarnya. (dtc)