Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Kuala Lumpur - Persidangan kasus pembunuhan Kim Jong-Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un, kembali digelar di Malaysia. Terungkap bahwa Siti Aisyah pernah dibayar untuk terbang ke Macau yang merupakan tempat tinggal Kim Jong-Nam saat mengasingkan diri.
Aisyah yang berasal dari Indonesia menjadi terdakwa kasus pembunuhan Kim Jong-Nam bersama seorang wanita Vietnam, Doan Thi Huong. Keduanya terancam hukuman mati jika dinyatakan bersalah. Sidang kasus ini kembali digelar di Pengadilan Tinggi Shah Alam pada Kamis (22/2) ini.
Pengacara Aisyah, Gooi Soon Seng, sebelumnya mengungkapkan ke persidangan bahwa kliennya ditipu untuk menjadi pembunuh dadakan dalam sebuah plot yang direncanakan sekelompok agen intelijen Korut. Gooi menyebut Aisyah hanya mengetahui dirinya direkrut untuk bermain lelucon (prank) di sebuah reality show. Menurut Gooi, Aisyah sama sekali tidak menyadari jika dirinya meracuni Kim Jong-Nam dalam aksi prank itu.
Diungkapkan juga oleh Gooi, seperti dilansir Reuters, Kamis (22/2/2018), bahwa Aisyah pernah diberi uang sebesar 4 ribu ringgit (Rp 13,9 juta) untuk membeli tiket pesawat ke Macau, dengan dalih bermain prank di sana. Uang itu diberikan oleh seorang pria yang dipanggil Mr Chang yang sebenarnya bernama asli Hong Song Hac, yang diduga seorang agen Korut.
Diketahui menurut keterangan sejumlah anggota parlemen Korea Sealtan (Korsel) bahwa Kim Jong-Nam tinggal dalam pengasingan di Macau. Gooi menyebut, saat itu dijadwalkan Aisyah terbang ke Macau pada 8 Februari 2017, namun rencana itu dibatalkan mendadak oleh Hong. Gooi tidak menyebut apakah Hong menjelaskan alasan pembatalan ke Aisyah. Namun diketahui bahwa Kim Jong-Nam tiba di Malaysia pada 6 Februari 2017.
Beberapa hari kemudian, tepatnya pada 13 Februari 2017, Kim Jong-Nam tewas dibunuh di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.
Kepala penyelidikan kepolisian, Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz, yang hadir memberikan keterangan dalam sidang tidak bisa mengkonfirmasi hal yang diungkapkan Gooi. Namun dia menyebut catatan pesan singkat dari telepon genggam Aisyah pada 8 Februari menunjukkan Aisyah memberitahu seorang temannya soal rencana kepergiannya ke Macau, untuk syuting.
Kepada polisi, Aisyah mengaku dikenalkan dengan Hong pada 21 Januari 2017 di Kamboja oleh seorang pria Korut lainnya bernama Ri Ji U. Ri yang menyamar sebagai pria Jepang bernama James, menawari Aisyah ikut acara prank Jepang dengan imbalan uang. Aisyah berkenalan dengan Ri melalui seorang sopir taksi Malaysia bernama Kamaruddin Masiod alias John. Aisyah dan John berkenalan di kelab malam setempat pada 5 Januari 2017.
Dituturkan Wan Azirul dalam sidang bahwa Aisyah mengaku tiga kali bermain prank di Bandara Phnom Penh, Kamboja sebelum terbang ke Jakarta, Indonesia dan kembali ke Malaysia pada awal Februari. Di Kuala Lumpur, Aisyah bermain prank sebanyak 14 kali di berbagai tempat, mulai dari bandara, hotel, mal dan stasiun. Aksi itu dilakukan antara 5 Januari hingga 12 Februari. Dia dibayar antara US$ 100 - US$ 600 untuk setiap aksi.
Wan Azirul menyatakan tidak bisa mengkonfirmasi jika prank yang disebut Aisyah sungguh-sungguh dilakukan, karena kurangnya rekaman video dan saksi mata. Namun Gooi menyebut postingan Facebook dan pesan singkat Aisyah dengan temannya, yang salah satunya menggoda dia sebagai 'komedian imut', bersesuaian dengan keterangan Aisyah pada polisi.
Dalam sidang, Gooi berargumen bahwa pembunuhan Kim Jong-Nam didasari motif politik, dengan banyak tersangka kunci terkait dengan Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur. Baik Ri maupun Hong telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Namun keduanya bersama dua pria Korut lainnya telah kabur dari Malaysia pada hari Kim Jong-Nam dibunuh.dtc