Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bandung. Kawasan lokalisasi Saritem memang sudah sejak lama ditutup oleh pemerintah. Namun tidak bisa dipungkiri jika hingga kini praktik prostistusi masih 'hidup' di tengah-tengah masyarakat.
Calon Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan perlu ada tindakan tegas sebagai solusi prostitusi Saritem. Namun ia berharap hukuman tidak hanya dilakukan secara normatif tapi juga bersifat sosial.
Menurutnya jauh sebelum itu dilakukan harus ada upaya pemerintah untuk mengubah kultur warga melalui sejumlah program peningkatan moral dan akhlak. Selain itu warga juga diberi ruang untuk mencari uang dengan cara yang halal.
"Memang ujung-ujungnya penegakan hukum perlu dilakukan. Tapi buat saya jangan hanya denda, tapi sanksi sosial. Saya yakin sanksi sosial membuat orang kapok karena malu," ujar Yana blusukan di kawasan Saritem, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Kamis (22/2/2018).
Sanksi sosial, kata Yana, bisa dilakukan dengan cara kerja bakti atau lainnya. "Memang butuh waktu untuk mengubahnya. Tapi tetap harus manusiawi. Pendekatan sosial dan komunikasi tetap harus dilakukan," katanya.
Menurut Yana semua permasalahan yang terjadi ujung-ujungnya adalah soal ekonomi. Sehingga harus ada solusi yang berkaitan untuk mengganti cara warga mengembangkan ekonomi tanpa mengandalkan prostitusi.
"Ini kan tetap ujung-ujungnya perut, harus ada solusi. Makanya kita harus tawarkan minat mereka (warga) apa sih. Karena kita tidak bisa menciptakan pengusaha tapi melahirkan pengusaha. Jadi tidak bisa kita paksa harus menjahit atau bikin keripik pisang," ucapnya.
Yana mengatakan dalam hal ini sudah menjadi tugas pemerintah memfasilitasi minat warga tersebut termasuk soal pendampingan, pelatihan, branding hingga promosi yang lebih luas.
Aspirasi Warga
Dalam kampanyenya di kawasan Saritem, Yana juga mendapat aspirasi dari tokoh masyarakat terkait keberadaan lahan kosong milik Pemkot Bandung seluas 1.000 meter persegi yang berada di wilayah RW 9.
Warga meminta agar lahan tersebut bisa dijadikan Rumah Susun (Rusun) sekaligus solusi penataan kawasan Saritem. Terkait hal itu, Yana mengaku setuju dan akan mengupayakan jika kelak terpilih nanti.
"Saya pikir kalau ada keinginan seperti itu kita bisa bangun. Karena kan di situ bisa membangun tanpa memindahkan siapa pun," ucapnya.
Terpenting Yana mengungkapkan pembangunan tersebut tidak sekadar dilihat dari sisi infrastruktur tapi juga soal pembangunan akhlak dan moral warga. Sehingga selain akan dibuat Rusun juga akan dibangun pusat pendidikan dan keagamaan seperti Pesatren At Taubah yang berdiri tepat di belakang Saritem. (dtc)