Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Program Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) di Kabupaten Tapanuli (Taput) jenis kacang kedelai tahun anggaran 2017 dengan target luas 7.000 hektar disoal petani. Pasalnya, proses pencairan dana terkesan tidak transparan,
Hal tersebut dikatakan Ketua Kelompok Tani Hijau Lestari, Desa Dolok Saribu, Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Panel Purba ditemui medanbisnis, Kamis, ( 22/2/2018 ).
Panel menyebutkan, Skema bantuan yang diterima tidak dipahami betul dan peruntukannya juga membingunkan.
"Memang dana sebesar Rp 25 juta sudah diterima, hanya untuk beli bibit dan pestisida. Kalau pupuk kami sediakan sendiri, karena dana tersebut tidak termasuk untuk pembiayaan operasional,” ujarnya.
Ia mengatakan, harga benih dinilai cukup mahal, yakni Rp 16.000/kg. "Perhitungan harga benih yang mencapai 16 ribu per kg tidak masuk akal, terlalu mahal. Saat ini, kelompok tani kami mendapat jatah 20 ha, namun kami baru menanam kurang lebih 5 ha,” katanya.
Pengalokasian dana transfer ke rekening kelompok tani, selanjutnya dana itu ditransfer ke salah satu rekening penyedia bibit yang telah dihunjuk.
"Dana yang diterima langsung ditransfer ke rekening penyedia bibit sebesar Rp 16 juta dan pestisida sekitar Rp 9 juta. Kwitansi pembelian pun bukan sama kami, termasuk buku rekening itu pihak dinas yang pegang,” katanya kesal.
Pada awalnya, oleh kelompok tani mengusulkan proposal permohonan untuk penanaman 20 hektar dicairkan sebanyak Rp 25 juta untuk biaya pupuk dan pestisida.
"Dengan kondisi itu, kami hanya mampu menanam 5 hektar saja, asumsi per hektar menelan biaya Rp 1,2 juta, karena kami juga memperhitungkan biaya pupuk dan biaya pengolahan lahan. Untuk apa ditanam kalau tidak dipupuk,” sebutnya kesal.
Petugas Penyuluh Lapangan ( PPL) Desa Dolok Saribu, Manat Purba membenarkan bahwa kelompok tani mendapat bantuan sosial dari pemerintah.
”Kami tidak tahu menau soal besaran dana dan cara pemanfaatannya. Penentuan harga benih dan pengadaannya sudah ditentukan dinas, kelompok tani tidak ikut terlibat secara langsung,” ujarnya.
Kepala Desa Dolok Saribu, Nimrod Purba,mengaku tidak mengetahui luasan lahan dan juga bentuk bantuan dimaksud, "Baru ini saya tahu, untunglah bapak memberi tahu," ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Kadis Pertanian Taput, Toni Simangunsong mengatakan, kelompok tani mendapatkan bantuan program Utus Pajale.
"Itu bansos langsung ditransfer ke koptan. Koptan buka rekening,ditranfer langsung, sesuai dengan pengajuan penyuluh pertanian,”ujarnya.