Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. PDIP resmi mengumumkan akan kembali mengusung Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019. Kekuatan Jokowi untuk Pilpres 2019 pun kian bertambah.
Pengumuman soal pencapresan Jokowi oleh PDIP disampaikan langsung oleh sang ketum, Megawati Soekarnoputri, dalam pembukaan Rakernas III PDIP di Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (23/2/2018). Karena acara pembukaan berlangsung tertutup, pengumuman itu bocor lewat media sosial sejumlah kader PDIP.
"Dalam Rakernas III hari ini @PDI_Perjuangan memutuskan pencalonan @jokowi menjadi calon Presiden utk tahun 2019-2024, Bismillah Menang dan mendapatkan dukungan seluruh rakyat Indonesia #Bant3ngPilihJokowi #T3tapJokowi," tulis kader PDIP yang juga Seskab, Pramono Anung, lewat akun Twitter-nya, @pranomoanung.
PDIP menjadi partai kelima yang telah mendeklarasikan dukungan untuk mengusung kembali Jokowi di Pilpres 2019. Empat partai lainnya adalah Golkar, NasDem, PPP, dan Hanura.
Dengan empat partai itu, sebenarnya modal Jokowi maju di Pilpres 2019 sudah lebih dari cukup. Ini mengingat persyaratan maju pilpres di UU Pemilu.
Dalam UU Pemilu yang baru, diatur presidential threshold (PT) atau syarat parpol/gabungan parpol bisa mengusung capres adalah memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah nasional dalam pemilu sebelumnya. Untuk Pemilu 2019, hasil Pemilu 2014-lah yang menjadi dasarnya.
Dengan bertambahnya PDIP, kekuatan Jokowi makin super. Pada Pemilu 2014, Golkar meraih 14,75 persen suara, NasDem 6,72 persen suara, PPP 6,53 persen suara, dan Hanura 5,26 persen suara. Sementara itu, PDIP, yang merupakan partai pemenang Pemilu 2014, memiliki 18,95 persen. Itu berarti total dukungan yang sudah dikantongi Jokowi saat ini sebesar 52,21%.
Dari partai-partai pendukung pemerintah, hanya PKB dan PAN yang belum mendeklarasikan dukungan untuk mengusung Jokowi. PAN sendiri diprediksi akan bergabung dengan oposisi, yang rencananya akan mengusung Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
PKS sudah memberi sinyal siap bergandengan tangan lagi dengan Gerindra. Dengan niat Gerindra kembali mengusung Prabowo Subianto, terbuka peluang duel Jokowi versus Prabowo terulang pada Pilpres 2019. Partai Demokrat, yang selalu menyebut berada di tengah, tampaknya sulit membuat poros baru.
Berikut ini peta kekuatan parpol pada Pemilu 2014 yang menjadi dasar pencapresan pada Pilpres 2019 berdasarkan UU Pemilu yang baru saja disahkan DPR:
1. Partai NasDem 8.402.812 (6,72 persen)
2. Partai Kebangkitan Bangsa 11.298.957 (9,04 persen)
3. Partai Keadilan Sejahtera 8.480.204 (6,79 persen)
4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 23.681.471 (18,95 persen)
5. Partai Golkar 18.432.312 (14,75 persen)
6. Partai Gerindra 14.760.371 (11,81 persen)
7. Partai Demokrat 12.728.913 (10,19 persen)
8. Partai Amanat Nasional 9.481.621 (7,59 persen)
9. Partai Persatuan Pembangunan 8.157.488 (6,53 persen)
10. Partai Hanura 6.579.498 (5,26 persen)
Dan ini data jumlah kursi DPR 10 parpol tersebut:
1. Partai NasDem (36 kursi atau 6,4% kursi DPR)
2. Partai Kebangkitan Bangsa (47 kursi atau 8,4% kursi DPR)
3. Partai Keadilan Sejahtera (40 kursi 7,1% kursi DPR)
4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (109 kursi atau 19,4% kursi DPR)
5. Partai Golkar (91 kursi atau 16,2% kursi DPR)
6. Partai Gerindra (73 kursi atau 13% kursi DPR)
7. Partai Demokrat (61 kursi atau 10,9% kursi DPR)
8. Partai Amanat Nasional (48 kursi atau 8,6% kursi DPR)
9. Partai Persatuan Pembangunan (39 kursi atau 7% kursi DPR)
10. Partai Hanura 6.579.498 (16 kursi atau 2,9% kursi DPR) (dtc)